Oleh karena itu, Evi berharap para dokter dan laboratorium yang kompeten untuk mengujikan eucalyptus dengan virus SARS-CoV-2 untuk melanjutkan riset ini.
Pasalnya, hingga saat ini SARS-CoV-2 pun tidak dapat ditumbuhkan di laboratorium.
"Mungkin karena saking spesifiknya (SARS-CoV-2), kalau tidak ditumbuhkan di inang yang sesuai, dia tidak tumbuh. Dia hanya bisa ditumbuhkan di embrio ayam, di kelelawar, atau di manusia," jelas Evi.
Sementara untuk menumbuhkan virus penyebab Covid-19 di kultur jaringan dalam laboratorium, virus ini gagal tumbuh.
"Mudah-mudahan kalau Airlangga (Unair) atau Eijkman bisa, nanti kita bawa eucalyptus kita ke mereka. Tapi sampai saat ini, kita belum ketemu lab yang mampu menumbuhkan si SARS-CoV-2," ujarnya.
"Oleh sebab itu, temuan ini tolong ditindaklanjuti oleh laboratorium yang kompeten. Entah itu Litbang kesehatan atau perguruan tinggi yang punya Fakultas Kedokteran, bisa melakukan pengujiannya. Entah menumbuhkan SARS-CoV-2 nya, entah langsung ke uji klinisnya," tutupnya.(*)
Baca Juga: Awas, Hewan Pengerat Menggelikan Ini Sering Masuk dan Bersarang di Telinga Manusia
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar