GridHEALTH.id - 6 Makanan Penyebab dan Pemicu Gagal Ginjal, Seperti Diderita Almarhum Eko DJ yang juga Derita Sakit Jantung
Pelawak Eko DJ Srimulat sebelum meninggal dunia menderita sakit ginjal, juga jantung. Cara cegahnya hindari batasi 6 makanan ini.
Sakit yang dierita, penyakit yang datang pada manusia selain karena faktor infeksi virus dan kuman, juga karena pola hidup.
Pola hidup tidak sehat, semisal kurang aktivitas fisik, tidak olehraga, makan sebarangan, paling besar risikonya menderita sakit berat, seperti yang dialami Eko DJ, sakit ginjal, juga sakit jantung.
Seperti kita ketahui, pelawak senior Eko DJ (65) meninggal dunia pada tahun 2017 lalu.
Dia menghembuskan nafas terakhir pada Senin (27/3/2017) pukul 23.00 WIB di kediamannya, di Jalan Taman Malaka Selatan, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Sebelum kepergiannya kondisi Eko meprihatinkan. Tubuhnya kurus dan kulit menghitam.
Baca Juga: Belum Selesai Covid-19, Penyakit 'Maut Hitam' Kembali Ditemukan di Cina, Penampakannya Mengejutkan
Baca Juga: Bukan dari Wuhan, Virus Corona Telah Ada di Spanyol Sejak Maret 2019 Berasal dari Air Limbah
Tarzan menduga bahwa rekannya di grup lawak Srimulat itu meninggal karena penyakit yang dideritanya selama ini.
Pemilik nama lahir Eko Koeswoyo itu menderita penyakit gagal ginjal dan jantung.
"Mestinya seperti itu. Dia kan sudah parah, ginjal kan ini itu ya," ujar Tarzan.
Menurut Tarzan, Eko sudah cukup lama menderita penyakit tersebut.
Selama ini ia kerap bolak-balik di rawat di RSUD Budhi Asih, Cawang, untuk menjalani pengobatan
"Dia mondar-mandir rumah sakit, kan sudah cuci darah. Jadi selalu seminggu beberapa kali selalu ke rumah sakit," katanya.
Baca Juga: Update Covid-19; Geser Rusia, India Masuk 3 Besar Negara Tertinggi Kasus Corona
Baca Juga: Bedah Kalung Eucalyptus Dalam Menangkal Virus Corona Produksi Kementerian Pertanian
Belajar dari kisah Eko DJ, melansir SajianSedap.com (7 Juli 2020), ternyata sejumlah makanan ini justru bisa menyebabkan kanker ginjal.
1. Popcorn
Jika Anda berencana untuk menonton film, lewatkan popcorn yang dibuat dengan microwave.
Buatlah sendiri di atas kompor menggunakan minyak zaitun, sedikit garam, dan merica.
Kemasan popcorn microwave dilapisi dengan asam perfluorooctanoic.
Bahan kimia yang terkait dengan infertilitas wanita dan diketahui meningkatkan risiko kanker ginjal, hati, pankreas, kandung kemih, dan kanker testis.
2. Daging panggang
Meski daging panggang tampaknya sangat lezat, tapi para ilmuwan menemukan fakta bahwa menyajikan daging dengan cara tersebut, dapat melepaskan karsinogen bernama amina aromatik heterosiklik.
Ketika Anda memanggang daging merah hingga tahap well-done, itu akan mengubah struktur kimia dan molekul daging.
3. Makanan kaleng
Dari hampir 70% pengujian kemasan makanan kaleng di Amerika Serikat terbukti, mereka mengandung BPA yang terkait dengan kanker dan kerusakan neurologis.
Meskipun Anda harus mengeluarkan uang dan tenaga ekstra untuk mendapatkan dan mengolah makanan segar, tapi kualitas kesehatan darinya sungguh jauh berbeda dari makanan kaleng.
Baca Juga: 239 Ilmuwan Peringatkan WHO Prihal Penyebaran Virus Corona di Udara
Baca Juga: Gegara Kementan Launching Kalung Antivirus Corona, Jin Milik Mbah Mijan Menangis, Ini Pengakuannya
4. Soda dan minuman berkarbonasi
Selama dua dekade, soda sudah menjadi perdebatan sebagai salah satu minuman penyebab kanker.
Kaya akan sirup jagung tinggi fruktosa, pewarna, dan senyawa lainnya, soda sangat berbahaya bagi kesehatan kita.
Tidak ada nilai gizi dari minuman tersebut. Bahkan, soda maupun minuman berkarbonasi lainnya bisa 'merampok' nutrisi yang kita peroleh dari makanan lain.
Baca Juga: 4 Artis yang Patut Dicontoh Soal Kehamilan, Tetap Berjuang dan Sabar juga Tak Kapok Meski Keguguran
5. Salmon budidaya
Meski tak semua ikan budidaya tidak sehat, tapi memang sudah banyak peternakan ikan yang memberikan antibiotik pestisida dan bahan kimia lainnya.
Setidaknya tujuh dari sepuluh salmon budidaya di Washington, DC, San Francisco, Portland, dan Oregon, mengandung polychlorinated biphenyls (PCB), yang dapat meningkatkan risiko kanker.
6. Minyak terhidrogenasi
Lemak trans, seperti minyak terhidrogenasi parsial, sama sekali tidak memiliki nilai gizi.
Lemak trans maupun lemak jenuh—paling sering ditemukan dalam lemak hewan dan keju—dapat meningkatkan kadar LDL si kolesterol buruk dan menurunkan tingkat HDL kolesterol baik dalam aliran darah pada saat yang sama.
Baca Juga: Cegah Stunting, Sakatonik ABC Berikan Dukungan Nutrisi pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19
Itu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan beberapa komplikasi kesehatan lainnya.
Yang lebih berbahaya, minyak tersebut mengumpulkan patogen yang tidak dibutuhkan tubuh seperti bahan limbah dan mikroba yang berbahaya.
Hasilnya, sel bermutasi dan menyebabkan tumor berbahaya hingga kanker.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar