GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarangan para menteri untuk melakukan impor alat kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini.
Jokowi melarang jajarannya untuk membeli alat rapid test dan PCR virus corona dari luar negeri.
Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Buatan Indonesia Dibanderol Rp 75 Ribu, Jokowi Larang Impor Alat Tes Cepat dan PCR
Bahkan, ia juga meminta pembelian obat-obatan hingga Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas medis dari dalam negeri.
Kendati demikian, baru-baru ini, Gugus Tugas Nasional meluncurkan alat deteksi virus corona buatan luar negeri dengan nama Cobas 6800 Fully-automated Molecular System.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro resmi meluncurkan alat deteksi virus corona buatan dalam negeri, Kamis (16/07).
Menristek mengungkapkan mesin yang dioperasikan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ini mampu meningkatkan pemeriksaan sampel untuk mengidentifikasi Covid-19 sekitar 1.000 sampel per hari.
Mesin untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 ini menggunakan pendekatan molekuler atau nucleid acid amplification testing (NAAT).
“Kami berbangga LBM Eijkman melakukan terobosan yaitu pada hari ini, menggunakan mesin yang nantinya bisa meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 1.000 sampel per hari. Dengan metode mesin RT PCR biasa sebelumnya mampu 400 sampel, ” ungkap Menteri Bambang saat peresmian pengoperasian mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems di Gedung LBM Eijkman.
Baca Juga: Sakit Kepala Vs Migrain: Beda Jenis Beda Pula Penyebabnya, Cari Tahu Disini!
Menteri Bambang menjelaskan dengan peningkatan kapasitas pengujian, maka akan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan dapat dilakukan pengujian tes Covid-19 sebanyak 30.000 spesimen per hari.
“Ada peningkatan dua setengah kali lipat sampel dalam sehari, dan tentunya akan sangat membantu target Bapak Presiden yang saat ini sampai 30.000 per hari. Kemudian kita juga harus mengejar target WHO. Dan ini lah saya yakin upaya pemerintah yang tidak kenal lelah memenuhi target-target dalam penanganan Covid-19,” jelas Menteri Bambang.
Baca Juga: PBB: Covid-19 Akan Menghancurkan Negara-negara Termiskin Jika Negara Barat Tidak Bertindak
Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio menyebut pengoperasian Cobas 6800 System ini semuanya dilakukan secara otomatis dan tidak ada intervensi manusia.
"Tidak ada intervensi manusia ketika proses berjalan sehingga meningkatkan keamanan operator. Fully automatic, artinya terkendali, kualitasnya terjamin dan lebih cepat, itu kenapa itu bisa seribu tes per hari," ujar Amin.
Baca Juga: Direncanakan Dibuka Lagi 29 Juli, Bioskop Batal Buka Akibat Penularan Virus Corona Kian Meningkat
Mesin yang dibuat oleh perusahaan kesehatan asal Swiss, F. Hoffman La Roche Ltd., ini merupakan mesin kedua yang ada di Indonesia.
Pengadaan mesin tersebut merupakan donasi dari PT Tempo Scan Pacific Tbk. melalui BNPB untuk membantu pengadaan Alat Pendeteksi Covid-19 dan selanjutnya disalurkan kepada LBM Eijkman untuk penguatan laboratorium.
Besar harapan, alat deteksi virus corona ini dapat berfungsi dengan baik dan secara masif dapat digunakan untuk tracing Covid-19 di Indonesia. (*)
#hadapicorona
Source | : | covid19.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar