GridHEALTH.id - Mandi Kebutuhan Sosial atau Kesehatan? Perlukah Mandi Setiap Hari?
Fakta-fakta baru mengenai mandi muncul setelah rilis hasil penelitian ilmuan teradap suku primitif Yanomami di Amazon.
Baca Juga: Metode Baru Angkat Penyakit Batu Tanduk Rusa GInjal, Tanpa Radiasi dan Murah
Dilansir dari ilfscience.com (9/2/2018) sebuah studi mengungkapkan fakta tentang mandi.
Studi ini meneliti sebuah suku primitif Yanomami di pedalaman hutan Amazon.
Orang-orang suku ini sangat jarang bersentuhan dengan air.
Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dari ancaman "predator".
Dengan tidak bersentuhan dengan air, kompleksitas bakteri dalam tubuh mereka menjadi tinggi dan menjadi antibiotik alami bagi tubuh.
Baca Juga: Diskriminasi Pasien Meninggal Covid-19 di Minahasa, Keluarga Korban Diancam Diusir Dari Desa
Baca Juga: Kasus Covid-19 Memburuk, Jakarta Wacanakan Bakal Terapkan PSBB Lagi
Hasilnya, tubuh orang-orang suku Yanomami lebih kebal terhadap serangan virus penyakit.
Kompleksitas bakteri sendiri merupakan sekumpulan mikro bioma yang penting untuk kesehatan tubuh.
Jika kompleksitas bakteri berkurang, tubuh akan rentan terhadap virus dan penyakit.
Apalagi jika orang-orang tersebut berada daerah tropis seperti Indonesia.
Hal yang serupa ditemukan dalam sebuah survei lainnya.
Survei yang dilakukan tahun lalu menemukan, empat dari lima wanita tidak mandi setiap hari.
Baca Juga: Berubah Jadi Zona Kuning, Pembukaan Belajar Tatap Muka di Kota Sukabumi Terancam Batal
Sementara itu, sepertiganya mengatakan, mereka bisa pergi selama tiga hari tanpa mandi.
Sedangkan, penelitian lain yang dilakukan oleh Universitas Manchester, Edinburgh, Lancaster, dan Southampton, menemukan, tiga perempat dari responden setidaknya mandi satu kali dalam sehari.
Mengenai hal itu semua, menurut Profesor Stephen Shumack, Presiden Australasian College of Dermatologists, mengungkapkan, aktivitas mandi baiknya hanya dilakukan ketika kita perlu.
Baca Juga: Lagi-lagi, Presiden Trump Ngotot Penggunaan Hydroxychloroquine untuk Menangkal Virus Corona
Shumack mengatakan, sebetulnya, aktivitas mandi yang dilakukan sehari-hari muncul sejak 50-60 tahun terakhir sejak munculnya kamar mandi menggunakan pancuran.
Dari situlah, gagasan mandi sehari-hari telah menjadi biasa.
Hal tersebut sebetulnya dilakukan karena tekanan sosial, bukan berdasarkan kebutuhan. Mandi yang dilakukan sehari-hari menjadi populer karena kebutuhan sosial untuk wangi.
Baca Juga: 4 Trik Menyimpan Lauk Sisa Makanan Idul Adha Agar Tak Mudah Basi
Padahal, bagian tubuh yang menghasilkan bau hanya pada ketiak dan pangkal paha, bukan seluruh tubuh.
Selain berdasarkan kebutuhan, Shumack juga mengingatkan, agar tidak mandi menggunakan air panas.
Sebab, mandi menggunakan air panas memiliki dampak buruk lebih banyak dibandingkan dampak baik yang diberikan.
Baca Juga: Dibutuhkan 1.620 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Asal China, Ridwan Kamil Ikut Daftar
Baca Juga: Usia Bukan Patokan Mengalami Radang Sendi, Anak-anak pun Bisa Mengalaminya
Di antaranya, menyingkirkan produksi minyak alami dari tubuh yang berfungsi untuk melindungi sel-sel kulit, sehingga menyebabkan kerusakan kulit dan membuat kulit rentan terhadap bakteri atau virus.
Selain itu, menyebabkan gatal-gatal, kekeringan, kulit mengelupas, dan eksim.
Jadi, tetap akan mandi dua kali atau hanya satu kali dalam sehari?(*)
Baca Juga: Terlihat Santai, Jam Istirahat Kantor Malah Jadi Momen Rawan Penyebaran Virus Corona
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Mandi Cuma Satu Kali Dalam Sehari Ternyata Baik Untuk Kesehatan Tubuh".
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar