Baca Juga: Lagi-lagi, Presiden Trump Ngotot Penggunaan Hydroxychloroquine untuk Menangkal Virus Corona
Menurut dia, ada kesalahpahaman dalam memahami status pandemi.
Seharusnya, indikator yang dilihat adalah positivity rate, bukan jumlah kasus.
"Kesalahpahaman itu risikonya besar sekali. Artinya kita mudah terlena, kecuali mungkin maksudnya memang membuat masyarakat terlena. Terus yang disebut harus bersiap-siap untuk gelombang kedua itu siap ngapain?" ujar Pandu.
Pandu mengkritisi, paradigma penanganan pandemi virus corona di Indonesia lebih berat pada kepentingan ekonomi.
Hal ini terlihat dari dibentuknya Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, yang sebagian besar digawangi oleh menteri-menteri bidang ekonomi.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Ingatkan Waspada Gelombang Kedua, Epidemiolog: Gelombang Pertama Saja Belum Selesai..."
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar