GridHEALTH.id - Kabar mengejutkan datang dari Lebanon di Jazirah Arab.
Setidaknya ada 2 ledakan besar mengguncang Beirut, Ibu Kota Lebanon pada Selasa (4/8/2020) siang, yang melukai dan menewaskan ratusan orang.
Penyebab ledakan malam itu tidak segera jelas, tetapi pejabat senior mengatakan tampaknya bahan mudah terbakar yang disimpan di gudang di daerah pelabuhan terbakar.
Ledakan awal yang lebih kecil ternyata menyalakan api, kemudian disusul dua ledakan sekunder, yang menggerakkan awan merah muda dan kuning ke seluruh kota.
Jumlah korban meningkat sepanjang malam, dengan lebih dari 70 meninggal, Associated Press melaporkan, dan lebih dari 3.000 terluka.
Baca Juga: Dibanderol Rp 72.500, Bio Farma Akan Sebarkan 250 Juta Vaksin Corona di Akhir Tahun 2020
Para pejabat kesehatan memperingatkan bahwa ledakan itu telah meninggalkan gas beracun dinitrogen oksida (nitrous oxide) menggantung di atas kota, dan menyuruh penduduk mengenakan masker dan tetap tinggal di dalam rumah.
"Ada laporan gas beracun yang dilepaskan dalam ledakan sehingga semua di daerah itu harus tinggal di dalam ruangan dan memakai topeng jika tersedia," kata pesan itu, dikutip dari Washington Post.
Melansir Alcohol and Drug Foundation, gas beracun dinitrogen oksida ini menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, diantaranya mati rasa tubuh, sedasi, pusing, gerakan yang tidak terkoordinasi, penglihatan kabur, kebingungan, pusing, berkeringat, merasa sangat lelah atau lemah, kematian mendadak.
Jika dinitrogen oksida terhirup dalam jumlah besar akan menimbulkan efek samping yang lebih mengerikan, seperti kehilangan tekanan darah, pingsan, serangan jantung, bahkan kematian mendadak. (*)
Baca Juga: Pengakuan WHO Usai Mintai Keterangan Para Ilmuwan di Wuhan dalam Penyelidikan Asal Usul Virus Corona
#hadapicorona
Source | : | Washington Post,adf.org.au |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar