GridHEALTH.id - 5,7 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 Sudah Dipesan, Padahal Belum Teruji Lengkap Secara Klinis
15,7 miliar dosis vaksin itu dipesan beberapa negara dari beberapa perusahaan pengembang vaksin yang sedang melakukan uji dan riset vaksin Covid-19.
Sekarang ini ada lima vaksin yang sedang diteliti.
Lima vaksin tersebut, tiga dari negara barat dan dua dari China, berada dalam uji klinis fase ketiga yang melibatkan ribuan orang sebagaimana dilansir dari Japan Today, Rabu (12/8/2020).
Rusia sendiri, melalui informasi yang disampaikan Presiden Vladimir Putin, mengumumkan telah menciptakan vaksin virus corona pertama pada Selasa (11/8/2020).
Vaksin terebut diberi nama Sputnik V, diambil dari nama salah satu satelit Uni Soviet.
Lebih mencengangkan lagi, beberapa produsen vaksin saat ini malah telah menerima pembiayaan untuk vaksin yang sedang diteliti.
Hal itu dimaksudkan agar perusahaan bisa segera mempersiapkan jutaan dosis yang siap disalurkan pada 2021 atau bahkan sebelum akhir 2020.
Baca Juga: Supaya Harga Vaksin Covid-19 Murah, Ilmuwan Inggris Ciptakan Vaksin Tiruan
Universitas Oxford, bekerja sama dengan grup farmasi AstraZeneca, berharap sudah mendapatkan hasilnya pada September 2020.
Sementara itu perusahaan biotek AS Moderna, bermitra dengan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), menargetkan vaksin mereka dapat selesai akhir tahun, mungkin November 2020.
Presiden AS Donald Trump telah meluncurkan "Operation Warp Speed" sebagai upaya untuk mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin Covid-19 ke seluruh rakyat AS pada Januari 2021.
Ratusan juta dolar telah disalurkan ke pengembangan vaksin termasuk hampir 500 juta dollar (Rp 7,3 triliun) kepada Johnson & Johnson pada akhir Maret.
Sejauh ini, Washington telah menyalurkan setidaknya 9,4 miliar dollar (Rp 137 triliun) kepada tujuh pengembang vaksin dan menandatangani kontrak manufaktur, lima di antaranya untuk menyediakan 700 juta dosis vaksin.
Produsen farmsi yang terlibat adalah Johnson & Johnson, Moderna, Oxford/AztraZeneca, Novavax, Pfizer/BioNTech, Sanofi/GSK, dan Merck Sharp and Dohme.
Dua produsen vaksin yakni Oxford/AztraZeneca dan Sanofi/GSK, telah menandatangani atau sedang dalam negosiasi lanjutan dengan Komisi Eropa untuk menyediakan 700 juta dosis vaksin.
Inggris sedang menegosiasikan pra-order 250 juta dosis yang tepisah dari Komisi Eropa.
Jepang mengandalkan 490 juta dosis dari tiga pemasok termasuk 250 juta dosis dari Novavax di AS.
Raksasa farmasi Jepang, Takeda, membeli hak atas vaksin Novavax untuk Jepang dan akan diproduksi secara lokal.
Sedangkan Brasil memesan 100 juta dosis vaksim dari AstraZeneca yang sudah menjalani pengujian dengan orang Brasil.
Uji klinis dua kandidat vaksin China, Sinovac dan Sinopharm, sedang berjalan namun hanya beberapa negara saja yang diumumkan menjalani uji klinis kedua kandidat vaksin tersebut.
Rusia mengatakan 20 negara telah memesan 1 miliar dosis Sputnik V.
Baca Juga: Satu Lagi Pejabat Kena Covid-19, Bupati Aceh Singkil : 'Aneh, Saya Tak Merasakan Gejala Apa pun'
Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEP) berupaya memastikan bahwa ada "akses yang adil" terhadap vaksin di masa depan.
Miliaran dosis akan diproduksi untuk Asia dan tempat lain oleh Institut Serum India (SII).
Novavax dan AstraZeneca secara terpisah telah menandatangani perjanjian dengan SII untuk memproduksi satu miliar dosis.
Baca Juga: Klaim Obat Palsu Covid-19 Ternyata Paling Banyak Disebarkan Influencer
Vaksin tersebut rencananya akan disalurkan ke India dan negara-negara berpenghasilan rendah lainnya dengan syarat telah membuktikan kemanjurannya dalam uji klinis.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belum Terbukti Ampuh, 5,7 Miliar Calon Vaksin Corona Sudah Dipesan di Seluruh Dunia"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar