“Ini adalah angka yang sangat besar. Kami ingin orang menyadari bahwa rokok elektrik tidak aman. Ada bahaya yang signifikan dari produk ini,” kata peneliti senior Bonnie Halpern-Feisher, profesor dan dokter anak dari Universitas Stanford, California, Amerika.
Walau penelitian yang dilakukannya tidak mengungkap apakah ada hubungan langsung antara vape dan Covid-19, tetapi ada sejumlah alasan mengapa perokok lebih rentan tertular virus corona.
Menurut Halpern-Feisher, vape dapat memengaruhi paru dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, ada jalan bahwa virus penyebab Covid-19 masuk ke dalam sel.
Kebiasaan merokok vape membuat jalan tersebut lebih mudah.
Ia mengingatkan, risiko tersebut paling besar ditemukan pada remaja.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar