Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya selama bulan Mei 2020 silam.
Satu bulan sebelumnya yakni April 2020, laporan pertama diterima oleh Universitas Airlangga.
"Itu yang dilaporkan pertama oleh Unair itu dari bulan April, itu satu. Kemudian yang tujuh adalah belakangan, yang dari Tangerang, dari Yogya, dari Bandung, dan dari Jakarta," jelasnya.
Hingga saat ini, Amin menegaskan LBM Eijkman masih terus berusaha mengetahui sudah seberapa luas distribusi mutasi virus corona D614G di tanah air.
"Saat ini teman- teman yang sudah men-submit ke WGS sedang berusaha keras untuk mendapatkan whole genome baru untuk bisa mengetahui sebetulnya seberapa luas distribusinya di Indonesia," ujar Amin.
Amin juga mengungkap bahwa di dunia sendiri sudah ada 80 % isolat virus corona yang mengandung mutasi virus corona D614G.
"Sebagai informasi saja, di dunia sudah ada 70 % atau 80 % dari isolat coronavirus di seluruh dunia yang mengandung mutasi D614G tersebut," ujar Amin.(*)
Baca Juga: Salah Mengejan Saat Melahirkan Normal Risikonya Pembuluh Darah Pecah, Begini Cara yang Benar
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,tribunnews |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar