GridHEALTH.id - Percaya tidak percaya, jika bukan Prof Wiku yang menyatakan tentu tanda tanya besar.
Bagaimana tidak, ternyata tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia lebih baik dari rata-rata dunia.
Kok bisa?
Inilah uniknya dan hebatnya Indonesia. Banyak yang menyepelekan dan menyangsikan penanganan Covid-19, buktinya semua itu tida benar, justru yang ada sebaliknya.
Indonesia bisa lebih baik dari negara lain dalam penanganan Covid-19, khususnya tingkat kesembuhan pasien Covid-19.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, saat jumpa pers di Kantor Presiden, Selasa (1/9/2020), tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 di Indonesia ternyata lebih baik dibandingkan rata-rata dunia.
Baca Juga: Mandi Sinar Matahari Tingkatkan Imunitas, Enyahkan Virus dan Bakteri, Sumber Energi Gratis
Dilihat per 1 September 2020, jumlah kasus positif di Indonesia sebanyak 42.009 kasus atau dengan persentase 23,7%, sementara rata-rata dunia berada di angka 26,6%.
Hal yang sama juga terdapat pada tingkat kesembuhan yang mencapai 128.057 kasus atau 72,1%. Angka ini lebih baik dan masih diatas rata-rata dunia sebesar 69,97%.
"Persentase kesembuhan terendah yang pertama Aceh (15,38%), Jambi (49,34%), Bengkulu (53,06%), Riau (55,49%) dan Jawa Barat (55,81%). Ini (kesembuhan) harus ditingkatkan," jelas Wiku.
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Meningkat Drastis, Jokowi Mengaku Senang; 'Patut Disyukuri'
"Karena ini harus ditekan, tetap melakukan testing dengan lebih masif, tetapi kasus positif juga harus ditekan," lanjutnya.
Namun untuk persentase kematian saat ini jumlah kematian berjumlah 7.505 kasus atau 4,2%, dan rata-rata dunia sebesar 3,34%.
"Jadi kondisinya (kematian) di Indonesia masih lebih tinggi dari rata-rata dunia," jelasnya.
Baca Juga: Fakta Ilmiah Membuktikan Perempuan Lebih Kuat dari Pria Melawan Covid-19
Sementara itu, tingkat kesembuhan ini bisa dilihat dari rata-rata jumlah hari pasien Covid-19 dirawat.
Misalnya di Bekasi,rata-rata tingkat kesembuhan pasien positif Covid-19 yang ternyata menjalani perawat sekitar sembilan hari.
"Sekarang angka kesembuhan cukup baik, 9 hari rata-rata sudah ada yang sembuh, tanpa komorbid (penyakit penyerta) ya, komorbid agak lama bisa 14 hari," kata Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, Selasa, (1/9/2020).
Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Makin Meluas, Kemenkes; Masyarakat Tak Perlu Takut Positif Covid-19
Untuk di RSUD Kota Bekasi, saat ini mayoritas pasien positif Covid-19 yang dirawat merupakan mereka yang memiliki komorbid.
Meski begitu kata dia, masih terdapat pasien Covid-19 yang tidak memiliki komorbid tetapi menunjukkan gejala.
"Jadi gini yang dirawat di RSUD komorbid dan non-komorbid, kebanyakan dengan komorbid usia tua, untuk OTG (orang tanpa gejala) isolasi mandiri aja 4 hari sembuh," terang dia.
Sebagai rumah sakit utama rujukan penanganan Covid-19 di Kota Bekasi, RSUD menyiapkan 117 kapasitas ruang isolasi di gedung F.
Gedung F ini lanjut dia, dikhususkan untuk penanganan pasien Covid-19 tanpa dicampur dengan fasilitas perawatan pasien umum.
Baca Juga: Minta Masyarakat Merasa Aman, Jokowi: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Masih Relatif Terkendali
"Di gedung F tersedia ICU, ruangannya enggak bercampur dengan yang lain," tegas dia.
Penanganan Covid-19 di RSUD Kota Bekasi dipastikan tidak berdampak pada layanan rumah sakit untuk pasien umum.
"Kita tetap membuka layanan pasien non-covid karena kasian kan masyarakat, kita buka dengan pola psyhcal distancing, kemudian poli Petugas tetap menggunakan APD lengkap meski di area non-covid," tuturnya.
Kusnanto mengatakan, hingga hari ini, Selasa, (1/9/2020), terdapat 63 pasien Covid-19 yang masih dalam penanganan RSUD Kota Bekasi.
"Sampai hari ini berdasarkan data jam 1 siang ada 63 orang, 44 diantaranya merupakan warga Kota Bekasi sisanya warga luar kota yang menetap di Bekasi," kata Kusnanto.(*)
Baca Juga: Jaga Kualitas Asupan Bayi, Ini 3 Ciri-ciri ASI Perah Sudah Basi
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,TribunJakarta.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar