GridHEALTH.id - Amerika kembali dibuat emosi oleh China.
Bagaimana tidak, Amerika tidak terima saat tahu jika China menimbun monyet untuk dijadikan hewan uji coba vaksin Covid-19.
Baca Juga: Bermain Hand Sanitizer, Anak 3 Tahun Terbakar dan Alami Luka Serius
Maklum, kini negara besar di dunia tengah berlomba-lomba membuat vaksin Covid-19 pertama di dunia.
Siapa yang sukses, maka akan menguasai pasar vaksin Covid-19.
Bisa diprediksi dengan mudah, negara tersebut akan menjadi kaya raya.
Amerika Serikat sendiri kali ini berang kepada China, bukan karena perikehewanan dan ingin melindungi monyet-monyet tersebut.
Tapi Amerika Serikat berang kepada China karena, mereka menjadi kekurangan monyet sebagai hewan percobaan vaksin Covid-19 yang sedang dibuat.
Dilansir dari Daily Star, Selasa (1/9/2020), Koen Van Rompay, seorang ilmuwan penyakit infeksi di pusat penelitian Primata Nasional California, mengatakan kepada The Atlantic:
"Secara nasional, pada dasarnya ada kekurangan yang besar."
Menurut Pusat Penelitian Primata Nasional, monyet rhesus paling banyak digunakan dalam penelitian.
Nah, monyet ini yang kini diketahui langka didapatkan oleh Amerika Serikat.
Untuk diketahui, sebelum pandemi Covid-19 melanda China menyediakan 60% dari 35.000 monyet yang diimpor ke AS.
Baca Juga: Pasien Sembuh Covid-19 Meningkat Drastis, Jokowi Mengaku Senang; 'Patut Disyukuri'
Saat Amerika Serikat ngebut menciptakan vaksin Covid-19 saat pandemi Covid-19, import monyet tersebut menyusut bahkan kini dihentkan China.
Dan pakar industri berspekulasi bahwa China, yang para ilmuwannya juga berlomba untuk menemukan pengobatan Covid-19, telah menimbun hewan-hewan tersebut untuk penelitiannya sendiri.
Baca Juga: Mandi Sinar Matahari Tingkatkan Imunitas, Enyahkan Virus dan Bakteri, Sumber Energi Gratis
Matthew Bailey, presiden National Association for Biomedical Research, mengatakan:
"Saya tidak melihat primata keluar dari China."
Para ilmuwan menghadapi kekurangan monyet rhesus, yang paling umum dalam pengujian primata.
Mark Lewis, CEO dari perusahaan riset kontrak Bioqual, mengatakan kepada The Atlantic:
“Kami tidak dapat menemukan monyet rhesus lagi. Mereka benar-benar menghilang. "
Untuk lebih memperumitnya, monyet yang terinfeksi Covid-19 harus dikarantina di laboratorium khusus - dan AS juga memiliki jumlah yang terbatas.
Baca Juga: Fakta Ilmiah Membuktikan Perempuan Lebih Kuat dari Pria Melawan Covid-19
Monyet menyumbang sekitar 0,5% dari hewan yang digunakan dalam penelitian biomedis Amerika Serikat.
Monyet-monyet terseut berperan dalam langkah terakhir sebelum uji klinis pada manusia.(*)
Baca Juga: Penyebaran Virus Corona Makin Meluas, Kemenkes; Masyarakat Tak Perlu Takut Positif Covid-19
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | Daily Star,intisari,the atlantic |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar