GridHEALTH.id - Belum lama berhagia karena kelahiran anak pertama yang diberi nama Keene Atharrazka Adhitya.
Citra Kirana dan suami, Rezky Adhitya berantem karena masalah anak.
Dalam kanal youtube yang sama tetapi berbeda konten, Citra dan Rezky pun menceritakan kondisi buah hatinya.
Diakui Rezky bahwa Citra sempat panik hingga membuatnya tidak bisa berkata apa-apa karena kondiri Athar.
Baca Juga: Hadapi Corona Jokowi Bikin Tim Lagi, Ini Anggota dan Tugasnya
Bahkan Citra sempat marah kepada dirinya karena dianggap tidak peduli dengan buah hatinya yang tiba-tiba harus dirawat dirawat di rumah sakit.
"Dia marah sama aku gini 'kamu tuh kenapa sih gak ada pedulinya banget' 'ih kenapa lagi salah gue apa lagi' anaknya sakit dia panik marah-marah," ujar Rezky menceritakannya.
"Kamu tidak bisa membesarkan hati aku. Ini cuma diem aja ngeliatin terus tidur kan kesel aku," sahut Citra.
"Kasian sih gue kasian banget akhirnya gue minta maaf," ujar Rezky.
Baca Juga: Vagina Membesar Setelah Melahirkan Normal, dan Bentuknya Berubah?
Pasalnya Citra tak bisa menahan air matanya saat melihat buah hati kesayangannya harus masuk inkubator sesampai di rumah sakit.
Semuanya serba mendadak, dan diakui mereka semua tidak siap saat itu.
Apalagi Athar saat itu sepengetahuan merek abaik-baik saja, tapi beda menurut dokter.
Baca Juga: Ibu Dengan Rahim Transplantasi Pertama Melahirkan Bayi Sehat di Turki
"Yang ada di pikiran aku kan masuk inkubator matanya ditutup sedih banget. Kalau mau ASI pumping," cerita Citra.
Citra cerita bahwa hari pertama Athar masuk rumah sakit, air mata keluar dengan sendirinya hingga bikin sang buah hati gelisah.
"Hari pertama aku galau sedih banget. Air mata keluar sendiri. Terus Atharnya juga gelisah ini kayanya ikatan batin antara ibu dan anak," cerita Citra.
Bahkan semalaman yang seharusnya Athar tidur di dalam inkubator gagal. Sebab Athar menangis semalaman.
Baca Juga: Potret Covid-19 dengan Cepat Menutupi Paru-paru, Sel Bersilia Dipenuhi Partikel Dalam Gumpalan Besar
Memasuki hari kedua Athar pun mulai tenang semalaman di inkubator.
"Baru saat itu aku menyadari ya ampun aku harus tenang sih. Terus ya udah pas udah hari kedua kita deg-degan banget, harus cek darah untuk cari tau bilirubinnya udah berapa," cerita Citra.
Memasuki hari ketiga, hasil pemeriksaan darah pun keluar dan hasil bilirubin pun sudah di bawah 13.
Untuk dketahui Athar saat itu kadar bilirubinnya sempat tinggi.
Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Hampir Sentuh 200 Ribu Kasus, Penyumbang Terbesar Kembali ke DKI Jakarta
Hal tersebut tidak diketahui oleh Citra dan Rezky.
Tahu-tahu, saat kontrol Athar ke dokter, dokter melihat ada keanehan pada Athar.
Hal itu membuat dokter harus mengambil darah untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Citra pun diminta menunggu hingga 2 jam untuk melanjutkan konsultasinya.
2 jam berlalu, dugaan dokter pun benar, dan buah hati citra yang berusia 7 hari tersebut harus melakukan perawatan intensif di rumah sakit.
Baca Juga: Mutasi Virus Covid-19 Baru Terdeteksi, China Sudah Pamerkan Vaksinnya
Rupanya Athar kelebihan kadar bilirubin di dalam tubuhnya, sehingga kulit dan matanya tampak lebih kuning dari bayi pada umumnya.
Dokter pun menunjukkan bahwa di usia Athar seharusnya angka bilirubinnya yaitu 13.
Sementara Athar saat itu memiliki angka biliribuin 15,2.
"Perlu terapi dulu beberapa hari. dirawat sih gak lama dan disini bisa rooming in jadi mama bisa bisa ikutan," ujar dokter pada tayang YouTube Ciky Citra Rezky.
Baca Juga: Tanda-tanda Awal Tubuh Terinfeksi Virus Corona, Fokus Gejala Ringan yang Biasanya Disepelekan
Untungnya setalah 2 malam menginap di rumah sakit, Athar pun sudah bisa pulang ke rumah.
Penting kita ketahui mengenai hiperbilirubinemia seperti kasus Athar, kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh bayi dapat menyebabkan bayi terkena penyakit kuning.
Oleh sebab itu, dokter biasanya menyarankan penggunaan fototerapi atau terapi sinar biru dikhususkan bagi bayi dengan kondisi tertentu.
Perawatan ini dilakukan di rumah sakit.
Baca Juga: Hidungnya Ditinju DJ Barbie Kumalasari Operasi di Thailand dan Jadi Mancung, Ini Risikonya
Melansir National Health Services, sinar biru yang digunakan untuk fototerapi merupakan jenis cahaya khusus yang menyinari kulit, yang mengubah bilirubin menjadi bentuk yang lebih mudah dipecah oleh hati.
Meski demikian, penggunaan sinar lampu jika tidak boleh sembarangan diberikan pada bayi.
Bahkan menurut World Health Organization (WHO), orangtua perlu memilih cara lain untuk menurunkan kadar bilirubin dan menghangatkan tubuh bayi jika tidak ada sinar matahari.
Hal utama yang penting dalam mengatasi hiperbilirubinemia adalah dengan terus memeberikan ASI.(*)
#berantastunting
#HadapiCorona
Source | : | YouTube,Nakita.ID,GridHealth.ID,National Health Services |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar