GridHEALTH.id - Laju pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap harinya.
Bahkan angka per hari Rabu 9 September 2020, kasus COvid-19 di tanah air sudah melewati angka 200.000.
Menanggapi hal ini, pakar epidemiolog Indonesia di Griffith University Australia Dicky Budiman menilai perlu adanya evaluasi dan perubahan strategi yang dilakukan pemerintah perihal penanganan Covid-19.
“Kita harus melakukan evaluasi dan mengubah strategi, juga manajemen pengendalian pandemi Covid-19 untuk mencegah kasus kesakitan dan kematian,” ujar Dicky dilansir dari Kompas.com Selasa (8/9/2020).
Ia mengingatkan adanya potensi kolapsnya fasilitas kesehatan akibat peningkatan kasus virus corona Indonesia, apabila tren peningkatan kasus tidak segera diantisipasi.
Baca Juga: 211 Anak di Bekasi Positif Terinfeksi Covid-19, 25 Keluarga Dipantau
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Dihentikan, Relawan Alami Reaksi Buruk
Kolapsnya fasilitas kesehatan menurut Dicky bukanlah sebuah estimasi yang bisa diabaikan.
Untuk menghindari hal tersebut ia mengingatkan agar jangan lagi ada pengabaian terhadap masukan dan analisa ilmiah dalam strategi pengendalian.
Baca Juga: Kondisi Sebenarnya Komedian Epy Kusnandar Sekarang Ini, Semoga Bisa Kembali Lolos Seperti Sebelumnya
“Penyangkalan yang masih terlihat harus diluruskan. Bila tidak, prediksi terburuk bisa terjadi dalam waktu dekat,” ujar dia.
Testing Terkait dengan strategi testing pihaknya menyarankan beberapa hal yakni penemuan kasus aktif dengan target 1 tes per 1.000 orang setiap minggu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan WHO.
Baca Juga: Kota Semarang Jadi Wilayah Tertinggi Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia
Selain itu, pengumuman hasil tes juga bisa dipercepat dengan waktu kurang dari 3 hari.
Dicky juga mengharapkan positivity rate di Indonesia bisa diturunkan seperti yang ditargetkan WHO yaitu di bawah 5%.
Sementara saat ini, mengutip data KawalCovid, positivity rate harian di tanah air justru di angka 18,44 % dan secara keseluruhan masih di angka 13,95 %.
Itu artinya, dari 100 orang yang dilakukan tes, potensi menemukan orang yang positif Covid-19 antara 13 hingga 18 orang.
"Selain itu tes juga sebaiknya dilakukan merata di seluruh daerah," ujar Dicky.
Baca Juga: Kekurangan Vitamin D Berisiko Dua Kali Lebih Besar Terkena Covid-19
Pihaknya mengkhawatirkan jika hal itu tak dilakukan maka jumlah kasus infeksi akan berlipat ganda dalam dua buan ke depan.
Sementara itu, berdasarkan data dari covid19.go.id diketahui kasus virus corona di Indonesia tercatat mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.
Hingga Selasa (8/9/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 3.046. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 200.035 orang.
Baca Juga: Fakta Kematian karena Infeksi Virus Corona, 75%-nya Penyintas Demensia
Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 2.306 orang.
Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 142.958 orang.
Namun, pasien yang meninggal dunia karena infeksi Covid-19 ini juga ikut bertambah sebanyak 100 orang. Maka, jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 8.230 orang.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar