GridHEALTH.id - Di tengah pembatsan sosial berskala besar total (PSBB total) yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, nyatanya menimbulkan beragam polemik dari beberapa pihak.
Salah satunya seperti orang terkaya di Indonesia sekaligus pemilik Djarum Group Budi Hartono yang menolak adanya PSBB total.
Dikabarkan, Bos Djarum dengan kekayaan Rp 277,83 triliun tersebut melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bos Djarum tersebut diketahui tidak setuju dengan penerapan PSBB total lantaran PSBB terbukti dinilai tidak efektif menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta.
Kendati demikian, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih tetap dalam pendirian untuk menerapkan PSBB total karena sudah dapat dukungan dari pemerintah pusat.
"Iya kalau soal dukung, mendukung. Jadi, pemerintah dukung, pemerintah pusat menyadari lonjakan yang cukup signifikan di bulan September ini," kata Anies di Balai Kota, Sabtu (12/9/2020), dikutip dari Kompas.com.
"Jadi sama-sama kita menyadari bahwa tanpa kita membereskan kesehatan, tidak mungkin ekonomi bergerak," sambungnya.
Baca Juga: China Memang Beda, Anak Babi Disuntik Virus Corona Lalu Dijadikan Pakan Ternak, Untuk Apa?
Meskipun demikian, Anies belum mau membeberkan detail peraturan saat PSBB total.
Pasalnya, menurut Anies, Pemprov DKI masih membahas detail aturan yang akan diberlakukan saat PSBB.
Baca Juga: Kabar Baik di Masa Pandemi, Ini 4 Program Bansos yang Masih Cair Hingga Tahun Depan
Seakan tak mau kalah, Bos Djarum Budi Hartono tak segan melampirkan diagram pertumbuhan infeksi yang masih meningkat saat PSBB.
"Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB, tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik," tulis Budi Hartono dalam suratnya yang diekspos dalam Instagram Mantan Duta Besar Polandia, Peter F Gontha, @petergontha, Minggu (13/9/2020).
Tak hanya itu, Budi juga menyebut jika kapasitas rumah sakit di Jakarta sudah tidak memadai karena mencapai batas maksimum.
Dia melampirkan gambar tempat isolasi di Port Singapura. Di mana pemerintah negara itu membangun kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu mendapatkan penanganan medis.
"Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu) karena memanfaatkan kontainer yang tinggal dipasang AC dan tangga," papar Bos Djarum tersebut. (*)
Baca Juga: Jangan Sembarangan Memakai dan Mencuci Masker Kain, Alih-alih Melindungi, yang Ada Merugikan
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar