GridHEALTH.id - Sejak mewabah akhir tahun 2019 lalu, berbagai fakta menarik mengenai virus corona (Covid-19) akhirnya sedikit demi sedikit mulai terungkap.
Salah satunya soal pasien Covid-19 anak-anak yang lebih terlindungi dari virus dibandingkan dengan mereka orang dewasa.
Bukan sembarang pernyataan, ternyata sebuah penelitian sudah dilakukan oleh para peneliti di Yale University dan Albert Einstein College of Medicine.
Seperti diketahui, hingga kini virus corona masih menjadi isu yang menarik untuk diikuti karena pandemi ini belum juga berakhir.
Belum lama ini peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang tertulas virus corona sembilan kali lebih berisiko meninggal dibandingkan dengan anak-anak.
Baca Juga: Siklus Haid Tidak Teratur? Coba Cek, Mungkin Akibat 4 Hal Ini
Mereka menganalisis darah dan plasma pasien anak dan dewasa untuk melihat sekilas bagaimana tubuh mereka merespon infeksi secara berbeda.
Melansir dari Daily Mail, sampel tersebut menemukan bahwa anak-anak memiliki tingkat sitokin kekebalan yang lebih tinggi dari orang dewasa.
Itulah yang disebut dengan sistem kekebalan 'bawaan', sebentara orang dewasa menghasilkan lebih banyak antibodi dan sitokin yang dibuat oleh sistem kekebalan 'adaptif'.
Baca Juga: Cara Alami Turunkan Kolesterol Tinggi Tanpa Harus Konsumsi Obat
Meskipun tingkat antibodi mereka lebih tinggi, orang dewasa sejauh ini berjuang lebih keras melawan penyakit tersebut.
Penemuan ini memberikan petunjuk mengapa anak-anak dapat bertahan jauh lebih baik terhadap virus corona dibandingkan dengan cara mereka mengatasi flu dan virus pernapasan lainnya.
Senjata dalam sistem kekebalan bawaan mungkin menyediakan senjata tambahan yang cocok untuk melawan virus corona dibanding antibodi pada sistem kekebalan adaptif.
Baca Juga: Kasus Corona Lewati 280 Ribu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19: Masyarakat Jangan Merasa Kebal
Mereka yang berusia antara 18 dan 29 tahun setengahnya akan diklasifikasikan sebagai anak-anak oleh tim Yale dan Albert Einstein.
Tetapi semuanya dianggap dewasa muda oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) mewakili 23,5 kasus di AS.
Angka kematian di kalangan anak muda bahkan lebih rendah. Anak-anak antara 0 dan 17 tahun hanya 0,2% dari semua kematian di AS.Studi baru ini melibatkan 60 orang dewasa dengan Covid-19 dan 65 anak yang tertular penyakit tersebut.
Baca Juga: Lama Tak Tersorot, Prabowo Rupanya Diperintah Jokowi Untuk Menanam Singkong, Ini Manfaatnya
Dua puluh anak juga mengembangkan sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C), penyakit yang mengancam jiwa terkait dengan virus corona.
Di seluruh AS, setidaknya 935 anak telah mengembangkan kondisi tersebut, dan setidaknya 19 telah meninggal, menurut laporan negara bagian ke CDC.
Namun dalam penelitian Yale dan Albert Einstein, tidak ada anak MIS-C yang meninggal.Hanya lima dari anak-anak yang terdaftar dalam penelitian ini yang harus dibiarkan hidup dengan ventilator mekanis, dibandingkan dengan 22 orang dewasa.
Baca Juga: MInum Air rebusan Daun Alpukat Bisa Menurunkan Darah Tinggi
Pada akhir penelitian, 17 orang dewasa (28 persen dari pendaftaran) telah meninggal, tetapi hanya dua anak yang meninggal karena penyakit tersebut.
"Tingkat IL-17A yang kami temukan pada pasien anak-anak mungkin penting dalam melindungi mereka dari perkembangan Covid-19 mereka," kata Dr Kevan Herold, dari Universitas Yale.
Baca Juga: Terungkap Alasan Kenapa Orang Sakit Jiwa dan Gelandangan Bisa Kebal Covid-19, Ini Penjelasannya
Sebaliknya, anak-anak memiliki tingkat antibodi penetral yang lebih rendah, yang dianggap sebagai pertahanan kekebalan adaptif terpenting terhadap virus corona.
Dr B Herold mengatakan bahwa terapi yang meningkatkan sistem kekebalan bawaan memudar seiring bertambahnya usia, padahal berguna dalam mengobati Covid-19.
"Saya berharap kami tahu jawaban ajaib dari penelitianitu," kata Dr B Herold.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Artikel ini telah tayang di GridHits.ID dengan judul Ternyata Ini Alasan Kasus Kematian Anak-anak Lebih Sedikit Dibanding Orang Dewasa Saat Terpapar Virus Corona
Source | : | GridHits.ID |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar