GridHEALTH.id - Hingga saat ini Amerika Serikat masih menjadi negara paling terdampak virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data terbaru Worldometers, Kamis (22/10/2020), teracatat ada sebanyak 8,584,819 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi di AS.
Dimana 227,409 orang meninggal dunia, 5,602,116 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 2,755,294 masih harus mendapatkan perawatan.
Kondisi tersebut, diprediksi akan semakin parah karena perseteruan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pakar virus corona dr. Anthony Fauci.
Perseteruan ini tentunya bakal terdampak pada penanganan virus corona di Negeri Paman Sam tersebut.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Mengalami Gangguan Neurologis, yang Mengeluh Kesemutan Semakin Banyak
Bahkan terbaru Donald Trump tak segan menyebut Fauci sebagai bencana.
Pernyataan itu muncul ketika ia menyampaikan kekesalannya terhadap Fauci selama panggilan telepon untuk meyakinkan staf kampanye bahwa ia bisa memenangkan pemilu AS, Senin (19/10/2020).
"Fauci adalah bencana. Jika saya mendengarkannya, kami akan memiliki 500.000 kematian," kata Trump selama panggilan telepon, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: 5 Tempat yang Memiliki Risiko Infeksi Virus Corona yang Sangat Tinggi
Baca Juga: Mengapa Doni Monardo Tidak Tertular Covid-19, Meski Sering Berincang Dengan Pejabat Positif Corona?
Perselisihan Trump dan Fauci terkait penanganan virus corona di AS memang sudah berlangsung sejak lama dan berdampak pada menurunnya elektabilitas Trump.
Fauci merupakan salah satu ilmuwan yang paling dikagumi di AS yang terus mendesak agar pemerintah menangani pandemi Covid-19 dengan serius.
Di lain pihak, Trump mengklaim bahwa kondisi terburuk di AS telah berlalu.
Panggilan konferensi Trump itu bertujuan memperkuat tim kampanye nasional di tengah rentetan cerita yang menunjukkan kampanyenya dalam kekacauan.
Dengan 15 hari waktu tersisa, calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden memimpin jajak pendapat nasional dan mendominasi di banyak negara bagian.
Bahkan, untuk pertama kalinya dalam sejarah, majalah Nature menyatakan dukungannya secara langsung terhadap Biden.
Dalam artikelnya yang tayang pada Rabu (14/10/2020), Nature menegaskan tak akan berdiam diri dan membiarkan sains dirusak.
Baca Juga: Satgas : 'Penularan Covid-19 Terbaru, 90 Persen Terjadi Saat Makan'
Biden disebut merupakan harapan terbaik bangsa untuk mulai memperbaiki kerusakan pada sains dan kebenaran berdasarkan kebijakan dan catatan kepemimpinannya saat menjabat sebagai mantan wakil presiden dan senator.
"Kepercayaan Joe Biden pada kebenaran, bukti, sains, dan demokrasi menjadikannya satu-satunya pilihan dalam pemilu AS," tulis Nature.
Menurut mereka, tak ada presiden AS dalam sejarah yang terus menyerang dan merusak begitu banyak lembaga berharga, seperti sains, media, pengadilan, hingga kehakiman.
Nature melihat adanya kontradiksi dalam pernyataan Trump yang selalu mengklaim 'America First', tetapi dalam praktiknya ia menempatkan dirinya sendiri sebagai yang pertama.
"Pemerintahannya telah berselisih dengan sekutu lama negara, meninggalkan perjanjian, organisasi ilmiah, dan lingkungan internasional yang penting, terutama kesepakatan iklim Paris 2015, kesepakatan nuklir Iran, Badan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan PBB UNESCO, bahkan WHO," papar Nature.
Baca Juga: 6 Bulan Tidak Haid, Berat Badan Naik Hingga 150Kg, Ternyata Mengalami PCOS
Terkait penanganan pandemi Covid-19, Nature menyebut Trump memilih untuk tidak menyusun strategi nasional yang komprehensif dengan meningkatkan pengujian dan pelacakan kontak pada awal-awal pandemi.
Sebaliknya, ia justru secara terbuka mencemooh pedoman kesehatan berbasis sains yang ditetapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk penggunaan masker dan penerapan jarak sosial.
Baca Juga: Tak Mau Terinfeksi Covid-19, Ahli Epidemiologi UI Minta Masyarakat Hindari Berpergian ke Zona Merah
CDC kemudian menulis ulang pedoman ketika pesan tersebut tidak sejalan dengan agendanya.
"Trump telah berbohong tentang bahaya yang ditimbulkan oleh virus itu dan mendorong orang untuk memprotes kebijakan yang dimaksudkan untuk memperlambat penularannya," tulis Nature.
"Hasilnya adalah meremehkan krisis terbesar yang dihadapi negara dan dunia setidaknya selama setengah abad," lanjut dia.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar