Nah ini, bagaimana bisa keluar dari pandemi jika pelayanan kesehatan dasar masyarakat saat ini tersendat, malah bisa dibilang mandeg alias terhambat.
Bayangkan saja, seperti yang diutarakan Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS, hanya 19,2% Posyandu yang buka saat ini.
Jika demikian tidak salah jika kita takut dan khawatir pemantauan tumbuh kembang anak, gizi buruk, gizi kurang, dan stunting, juga imunisasi yang baru 37,2%, serta pemberian makan tambahan, akan terganggu.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Covid-19 Hampir 90 Persen, Jokowi: 'Jangan Teledor dan Kehilangan Kewaspadaan'
Padahal, masalah kesehatan dasar di Indonesia masih menjadi momok besar dan menakutkan.
Bayangkan saja, stunting di Indonesia masih tinggi, gizi kurang masih banyak, begitu juga gizi buruk, imunisasi masih menjadi PR besar karena pencapaiannya belum optimal, apalagi pengetahuan dan pemberian makan sehat/tambahan yang menjadi masalah besar di masyarakat Indonesia.
Itu semua bisa dibilang selama 2020 ini pelayanan pengentasannya, sejak pandemi Covid-19, stuck alias mandeg tidak ada pergerakan.
Nah, jika ini dibiarkan, "Tahun depan, 2021, bisa jebol. Akan panen penyakit," papar dokter anak dari IDAI Banten ini yang juga menegaskan jika pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan harus mempunyai trobosan.
Baca Juga: Disfungsi Ereksi, Gangguan Seksual yang Jadi Momok Pria Penyandang Diabetes Tipe 2
Trobosan yang dimaksud dalam pelayanan dan pembinaan kesehatan dasar masyaraka secara menyeluruh.
Solusi untuk hal tersebut menurut dr. Rachmat Sentika, Kementerian Kesehatan harus mempunyai trobosan;
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar