Uji coba itu buta ganda, yang berarti mereka yang ikut serta tidak tahu apakah mereka telah atau belum menerima vaksin.
Dalam uji klinis, hanya sekitar setengah dari sukarelawan yang diberi vaksin, sedangkan sisanya menerima suntikan larutan yang tidak mengandung vaksin.
Sehingga relawan tidak tahu mereka diberi suntikan vaksin atau tidak.
Para ilmuwan Pfizer melakukan ini agar mereka dapat membandingkan seberapa berisikonya kedua kelompok tersebut tertular virus.
Baca Juga: 3 dari 10 Penduduk Indonesia Mengonsumsi Gula Garam Lemak Berlebih Setiap Hari, Jakarta Separuhnya
Bryan, 42 tahun, seorang insinyur dari Georgia, percaya dia adalah salah satu relawan yang tidak disuntikkan vaksin.
Bryan tidak merasakan respons kebal terhadap suntikan itu.
Setelah dua suntikan, ia tertular Covid-19 setelah putrinya terinfeksi satu bulan sebelumnya.
Kini mereka berdua telah pulih.
Berbicara tentang mengambil bagian dalam uji coba, Bryan mengatakan dia merasa 'sedikit bangga' mendengar hasilnya yang menjanjikan.(*)
Baca Juga: Sering Dialami Ibu Hamil, Akankah Kesemutan Sebabkan Masalah Kehamilan Serius?
#berantasstunting
#BijakGGL
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar