Ganjar pun mengaku, selain komunikasi dengan pemerintah pusat, pihaknya melakukan pula pengecekan data dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
“Kami minta teman-teman untuk clearing data dengan pusat. Kalau ada data terlambat itu tidak apa-apa, tinggal ditambahkan. Jadi itu karena delay, dan itu bukan data harian,” ungkapnya.
Baca Juga: Sebelum Merencanakan Kehamilan, Ketahui Ragam Suplemen dan Vitamin sesuai Trimester
Menurut Ganjar, dari pengecekan tanggal 1-10 November 2020, juga tercatat ada 809 data delay yang jadi data tambahan.
Tidak hanya itu, Ganjar menemukan ada 18 nama yang sudah dites sejak Juni 2020, tetapi baru dimasukkan dalam rilis tersebut.
Sementara itu, berdasarkan data covid19.go.id, ada 10 kota/kabupaten dengan status zona merah alias risiko tinggi penularan Covid-19 di Jawa Tengah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar