GridHEALTH.id - Sebentar lagi, masyarakat Tanah Air akan berjumpa dengan libur akhir tahun 2020.
Diperkirakan, libur akhir tahun 2020 akan dimulai pada 24 Desember 2020 hingga 1 Januari 2021.
Baca Juga: Ada Pilkada dan Libur Panjang, Pakar Epidemiologi; 'Covid-19 Bisa Meledak di Desember'
Dengan demikian, terdapat 11 hari libur panjang yang bisa dijadikan momen masyarakat Tanah Air menghabiskan waktu liburan.
Melihat hal tersebut, seorang epidemiolog meminta agar menghapus diskon tiket guna membatasi gerak masyarakat.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengumumkan wacana pengurangan cuti bersama guna mengurangi lonjakan kasus Covid-19 yang erap terjadi saat libur panjang.
Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman berpendapat, peniadaan libur panjang akhir tahun ini juga harus didukung dengan penghapusan diskon tiket.
"Saya setuju untuk dikurangi saja libur-libur itu, tetapi juga perlu dibatasi pergerakan dari masyarakat," ucap Dicky, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (25/11/2020) pagi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Lebih dari 6 Ribu, Jokowi Geram Tingkat Kesembuhan Menurun: 'Semuanya Memburuk'
"Ini harusnya di sektor-sektor perhubungan harusnya memperkuat kebijakan ini. Bukan malah memberikan diskon-diskon tiket dan kemudahan-kemudahan dalam perjalanan ke luar kota. Jangan didukung dengan adanya diskon tiket," sambungnya.
Apabila diskon dan kemudahan dalam perjalanan tetap diberikan, hal itu justru tidak sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh Presiden Jokowi.
Baca Juga: Bayi di Singapura Memiliki Antibodi Covid-19, Saat Hamil Ibunya Positif Virus Corona Baru
Berkaca dari pengalaman libur panjang Idul Fitri, Hari Kemerdekaan, dan akhir Oktober 2020, pemerintah memang berencana mengurangi jumlah cuti bersama.
Pasalnya, jika libur panjang kerap kali memunculkan lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar