GridHEALTH.id - Selain nikmat dikonsumsi, kopi juga ternyata memiliki fungsi lain di masa pandemi ini.
Dimana kopi juga ternyata dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tanda-tanda seseorang terinfeksi virus corona (Covid-19) atau tidak.
Hal itu diungkap sebuah tinjauan pada literatur ilmiah DCN.
Dimana tinjauan tersebut menyebutkan bahwa kopi dapat digunakan sebagai barometer timbulnya infeksi Covid-19.
Menurut Profesor James Schwob dari Fakultas Kedokteran Tufts University di Massachusetts, Amerika Serikat, orang yang terinfeksi virus corona biasanya mengalami anosmia atau berkurangnya indera penciuman.
Dikutip dari CDC, Anosmia adalah kondisi dimana seseorang kehilangan indra penciumannya.
Mengingat prevalensi anosmia di antara pembawa Covid-19 sangat tinggi, Schwob menyarankan orang-orang untuk mulai mencium aroma kopi.
Baca Juga: Sering Mual saat Hamil, Tanda IQ Anak Tinggi atau Masalah Kehamilan?
"Salah satu hal yang dapat dilakukan dengan sangat mudah, secara obyektif oleh seseorang di rumah adalah dengan mengambil kopi bubuk, dan melihat seberapa jauh kita masih bisa mencium aromanya," tutur Schwob.
"Atau, lakukan hal yang sama dengan alkohol atau sampo yang kita punya. Jika hidung tidak tersumbat, tapi kita kesulitan mengenal aroma lain, mungkin kita harus segera melakukan tes," tambah dia.
Baca Juga: Waspada Pandemi Susulan, Epidemiolog: 'Jauh Lebih Hebat dari Covid-19'
Sementara itu, Direktur Smell and Taste Center di Fakultas Kedokteran Pennsylvania University, Richard Doty juga memberikan penjelasannya mengenai kegunaan kopi ini.
Menurut dia, jika kita menemukan kopi tidak memiliki rasa dan cokelat tidak memiliki rasa selain pahit atau manis, maka kita kemungkinan besar mengalami anosmia.
Baca Juga: Satu Lagi Khasiat Blue Berry, Mengatasi Disfungsi Seksual Pada Pria
"Saat kita mengunyah makanan, molekul naik melalui tepi rongga hidung untuk mencapai reseptor penciuman di bagian atas hidung."
"Oleh karena itu, hal-hal seperti kopi dan cokelat tidak memiliki 'rasa'," ujar dia.
Peneliti menerapkan metode ini pada skala yang lebih ketat, menggunakan kopi dalam tes olfaktorius untuk penciuman.
Baca Juga: Tak Semua Orang Dapat Vaksin Covid-19, Ini Golongan Orang yang Dilarang Dapat Vaksinasi
Sementara, artikel terbaru di jurnal medis Inggris BMJ juga mendorong praktisi medis untuk menggunakan kopi sebagai alat diagnostik anosmia.
Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas di awal semester ini untuk menjaga keamanan kampus selama kelas tatap muka, Penn State University College of Agricultural Sciences juga sudah mengunakan metode ini.
Baca Juga: Satu Lagi Khasiat Blue Berry, Mengatasi Disfungsi Seksual Pada Pria
Dimana di kampus ini telah disiapkan alat "Pemeriksaan Bau Harian" yang meminta mahasiswa untuk minum kopi setiap hari.
Tentu saja, mencium aroma kopi bukanlah ilmu yang sempurna, dan tidak boleh disalahartikan sebagai tes Covid-19 yang sah seperti PCR.
Seorang ahli ilmu makanan dan ahli epidemiologi di Penn State University menguraikan peringatan ini dalam artikel di the Conversation.
Baca Juga: 9 Penyebab Sering Tiba-tiba Pingsan Akibat Tekanan Darah Rendah
Dia mengatakan anosmia memang menjadi satu-satunya prediktor terbaik untuk diagnosis Covid-19.
"Kehilangan penciuman sangat spesifik untuk Covid-19, tetapi tidak semua orang dengan infeksi virus corona melaporkan kehilangan penciuman," ungkap dia.
"Secara kritis, bisa mencium sesuatu tidak berarti kita terbebas dari Covid-19, sekalipun itu mencium aroma yang kuat dari kopi," imbuh dia.(*)
Baca Juga: Aneka Makanan Pemicu Batu Ginjal Ini Harus Dihindari, Bisa Bikin Fungsi Ginjal Rusak
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,CDC |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar