GridHEALTH.id - Ditengah tingginya kebutuhan air bersih, kini banyak depot air isi ulang bermunculan terutama didaerah perkotaan.
Apalagi mereka menawarkan harga yang ditawarkan pun jauh lebih murah ketimbang air galon yang dijual di pasaran.
Maka tak heran kini banyak masyarakat yang memilih minum air isi ulang dari depot air tersebut.
Namun sebelum memilih untuk mengonsumsi air isi ulang, ada baiknya kita tidak asal dalam memilih depot isi ulang.
Meskipun mereka mengklaim jika air isi ulang yang dijual telah disterilisasi dan memakai teknologi penyaring terkini pun.
Tidak ada jaminan bahwa air yang dijual di depot air isi ulang yang kita pilih terbebas dari bakteri.
Karenanya, air isi ulang dengan ciri-ciri ini sebaiknya jangan lagi kita minum.
Dilansir dari sumber yang dihimpun Tribun Kaltim, ada tiga faktor untuk menentukan kelayakan air isi ulang.
Di antaranya seperti kebersihan alat pembersih dan penyaring air minum yang digunakan, lokasi depot, dan sumber air.
Diketahui alat yang yang digunakan depot isi ulang sangat mempengaruhi kebersihan air minum yang akan dikonsumsi.
Sebagai contoh, kita bisa melihat sikat pembersih galon yang juga digunakan untuk membersihkan galon lainnya.
Hal ini tentu saja akan membuat kuman dan bakteri dari galon sebelumnya akan tercampur jika tidak sering dibersihkan atau diganti.
Terlebih pembersihan galonnya juga hanya menggunakan air saja, yang tentunya menimbulkan pertanyaan terkait kesterilan dari depot air minum tersebut.
Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi, Pasien Sembuh Covid-19 Pecah Rekor, Tembus 9 Ribu Orang
Selain itu lokasi depot isi ulang air pun tak kalah berpengaruh terhadap kebersihan air minum yang akan dikonsumsi.
Lokasi depot air minum yang cenderung berada di pinggir jalan yang tentunya meningkatkan risiko terkena polusi, debu, dan berbagai bakteri serta kuman dengan mudah.
Disamping itu, sumber air yang digunakan depot tersebut tidak terjamin berasal dari air kemasan bermerek atau berasal dari pabrik yang terpercaya kebersihan dan kesterilannya.
Ketiga faktor tesebut tentu harus diperhatikan betul, meski terlihat sepele air minum yang terkontaminasi bakteri jahat seperti bakteri e-coli atau bahkan salmonela.
Baca Juga: 7 Penyebab Terlambat Haid Pada Wanita, dari Kehamilan Hingga Stres
Lebih lanjut, menurut Layanan Penyuluhan di negara bagian Amerika North Carolina, ada empat jenis zat kontaminasi yang dapat mencemari air minum.
Di antaranya bakteri seperti salmonella penyebab diare dan disentri, pestisida, senyawa anorganik seperti arsenik dan timbal, dan unsur radioaktif seperti radon.
Adanya kontaminan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, masalah reproduksi, dan kelainan neurologis.
Hal ini diperparah jika air tercemar diminum oleh bayi, anak kecil, wanita hamil, orangtua, dan orang yang sistem imunnya lemah.
Kelompok orang-orang ini lebih mungkin mengalami sakit setelah minum air tercemar.
Keempat zat tersebut bisa menimbulkan gejala awal seperti mual, muntah, diare dan kram perut.
Dan zat berbahaya lainnya bahkan kadang tidak menyebabkan gejala sama sekali.
Baca Juga: Waspadai Komplikasi dan Kematian Akibat IBD, Penyakit Autoimun di Saluran Cerna, Ini Gejalanya
Jika seseorang terus menerus meminum air tercemar, mikroba dan senyawa kimia tersebut bisa menyebabkan masalah seperti penyakit tiroid dan kanker untuk dampak jangka panjangnya.
Oleh karena itu, ada baiknya kita mempertimbangkan lagi pemakaian air minum isi ulang dan sebaiknya membeli air galon yang sudah teruji kualitasnya.
Meskipun berharga jauh lebih mahal, namun air galon sudah dijamin kebersihan dan keamanannya.(*)
Baca Juga: Bio Farma Percepat Produksi Vaksin Covid-19 untuk Pasar Indonesia
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar