GridHEALTH.id - Program vaknasi masal yang diinisiasi pemerintah Indonesia sudah mulai dijalankan.
Target pertama kali ini adalah vaksinasi kelompok usia produktif, dan diutamakan mereka yang berisiko tinggi, seperti tenaga kesehatan.
Dengan vaksinasi, diharapkan rasio positif Covid-19 di Indonesi akan menurun.
Beberapa waktu lalu saat vaksinasi tenaga kesehatan di Gorontola, ada sebuah kejadian yang memilukan.
Bagaimana tidak, seorang Kepala Puskesmas Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, histeris.
Baca Juga: Beredar Video Bukti Para Elit Global Menggunakan Jarum Suntik Palsu Saat Divaksinasi, Ini Faktanya
Sampai-sampai dirinya harus ditenangkan oleh beberapa orang tenaga medis dan stafnya.
Sebagai kepala puskesmas dirinya tentu sudah tahu mengenai semua peralatan medis dan tindakan medis.
Bahkan mungkin dirinya sudah tahu rasio postif Covid-19 di Indonesia mulai menanjak kembali pada saat itu.
Akirnya bisa pecahkan rekor sendiri pada Minggu (24 Januari 2021).
Baca Juga: Bila Tepat Penggunaannya, Pil KB Paling Efektif Mencegah Kehamilan
Tapi ternyata Kepala Puskesmas Awaludin Rahim histeris dan sampai bikin heboh, karenanya dirinya saat itu harus mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 Sinovac program pemerintah.
Dalam video yang viral di layar ponsel masyarakat tampak Awaludin yang sedang duduk dan dipegangi oleh banyak orang.
Ia teriak histeris saat jarum suntik hendak mendarat di lengan kirinya.
Baca Juga: Hasil Visum Dokter yang Wafat Sehari Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac, KIPI?
Dia histeris bukannya apa-apa, tapi karena takut jarum suntik alias phobia jarum suntik.
Menurut pengakuannya, phobia jarum suntik tersebut telah ada sejak dirinya menerima suntikan ketika masih kecil.
Karena terasa sangat sakit, ia pun akhirnya trauma dan hingga sekarang mengalami phobia.
Tapi dengan tegas, melansir Kompas.tv, Minggu (24/1/2021), Awaludin mengatakan jika dirinya tidak takut menerima vaksin.
"Makanya saya memberanikan diri untuk divaksinasi."
"Di situ bukan berarti saya takut dengan Vaksin, melainkan karena fobia dengan jarum," kata Awaludin.
Meski takut, sang Kepala Puskesmas itu tetap menghimbau kepada seluruh warga agar tidak takut menerima vaksin.
Lantaran sudah ada legalitas dari BPOM, MUI dan juga telah lolos dari uji klinis. ''
Baca Juga: Madinah Jadi Kota Tersehat Dunia, Akankah Pelaksanaan Ibadah Haji 2021 Bakal Terselenggara?
"Yang ketiga, sudah ada registrasi dari Balai POM, aman untuk kita melaksanakan vaksinasi," jelas Awaludin menghimbau.
Sedangkan mengenai pecahnya rekor Positivity rate Covid-19 Indonesia terjadi pada Minggu (24/1/2021). Hari yang sama dengan video histeris Awaludin beredar di masyarakat, saat mendapat vaksin Covid-19.
Presentase positivity rate atau rasio positif Covid-19 saat hari minggu kemarin, mencapai 33,24%.
Jelas angka tersebut melampaui rekor positivity rate sebelumnya sebesar 32,82% pada Minggu (17/1/2021) lalu.
Baca Juga: Era Kesehatan Digital: Memberdayakan Pasien Melalui Layanan Terpadu
Positivity rate per Minggu (24/1/2021) itu didapat dari penambahan kasus positif Covid-19 sebesar 11.788 dibagi jumlah pemeriksaan harian yang dilakukan terhadap 35.456 orang, kemudian dikali 100.
Sedihnya, rasio 33,24% itu artinya enam kali lipat dari angka lima persen ambang batas minimal positivity rate standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk diketahui, melansir CNN Indoensia (24 Januari 2021), positivity rate adalah persentase jumlah kasus positif terinfeksi virus corona, dibagi dengan jumlah orang yang menjalani tes atau pemeriksaan.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga Surabaya, Windhu Purnomo mengatakan tingginya angka positivity rate sejalan dengan rendahnya jumlah tes Covid-19 harian yang dilakukan pemerintah.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas TV,cnn indonesia |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar