GridHEALTH.id - Presiden Joko Widodo menargetkan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia selesai dalam waktu kurang dari setahun.
"Tapi masih saya tawar, kurang dari setahun harus selesai," kata Jokowi dalam acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Bahkan, Jokowi menyebutkan, ada kurang lebih 30.000 vaksinastor, ada 10.000 Puskesmas, 3.000 RS yang bisa digerakkan.
Melihat hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyiasati dengan mengubah cara pendaftaran penerima vaksinasi Covid-19.
Menkes Budi kini fokus menggunakan metode manual ketimbang menggunakan e-tiket yang diterima melalui SMS blast.
"Kita putuskan lupakan e-tiket ini yang terlalu otomatis registrasinya."
"Pakai manual. Jadi kita sebar kita lakukan vicon sama semua Dinas Kesehatan kota dan kabupaten. Sudah masukan pendaftaran manual dulu," ungkapnya, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (27/1/2021).
"Kita buka manual disuntik mulai minggu kedua," sambungnya.
Baca Juga: Waspadai Diabetes + Obesitas = Diabesitas, Sumber Berbagai Penyakit
Budi mengaku, masih ada kendala dalam penerapan sistem pendaftaran online berbasis satu data.
Sementara, jumlah tenaga kesehatan yang mendaftar untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 terus bertambah seiring waktu.
"Mulai 20ribuan nakes perhari. Naik jadi 50ribu per hari, paling tinggi kemarin sehari 58ribu (nakes divaksin). Dan hari ini 56ribu sampai sore ini. Jadi masih kita bisa kejar sampai akhir Februari (targetnya vaksin perdana rampung)," ungkapnya.
Menkes Budi menargetkan program vaksinasi Covid-19 rampung dalam satu tahun untuk 181,5 juta penduduk Indonesia.
Baca Juga: Bermodal Selang Oksigen di Hidungnya, Pasien Covid-19 Ini Rela Nyetir Cari RS yang Mau Menampung
Hal ini untuk mencapai tujuan kekebalan kelompok atau herd immunity. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar