GridHEALTH.id - Sejak pemberlakukan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali, 11 Januari 2021, diperpanjang hingga 8 Februari 2021 mendatang, kasus harian Covid-19 masih bertambah lebih dari 10.000 kasus per hari.
Karenanya dari fakta ini ada wacana dan usulan Indonesia lockdown.
Model lockdown yang diusulkan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay, Lockdown Akhir Pekan (LAP).
"Lockdown akhir pekan itu dimaksudkan untuk mengurangi pergerakan masyarakat di ruang publik. Masyarakat yang tinggal di zona merah dan orange tidak boleh keluar rumah di akhir pekan. Mulai dari hari Jumat malam, sekitar pukul 20.00, sampai dengan Senin pagi pukul 05.00. Artinya, masyarakat tidak keluar selama 2 hari 3 malam,” ujarnya, Sabtu (30/1), seperti dilansir Kontan.co.id.
Dalam usulannya, lockdown akhir pekan, kegiatan ekonomi yang menyangkut kebutuhan pokok warga tetap boleh dijalankan. Misalnya, pemenuhan bahan makanan, minum, obat, dll.
Di luar itu, menurut Saleh, mereka yang keluar harus diberi sanksi berupa denda.
Baca Juga: Jokowi Akhirnya Bicara Soal Lockdown Indonesia: 'Enggak Apa-apa, Asal Covid-19 Turun'
Hal itu ternyata sejalan dengan pendapat Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, yang menyebut usulan tersebut patut ditertimbangkan.
"Ada usulan agar pemerintah menerapkan lockdown Pulau Jawa. Bagaimana pendapat saya? Ya amat patut dipertimbangkan. Terapkan saja. Tegas dan konsisten.," tulis Prof Zubairi dikutip Wartakotalive.com dari Twitter pribadinya, Sabtu (30/1/2021).
Lalau Prof. Zubairi mencontohkan kebijakan lockdown Vietnam yang sukses menekan penyebaran kasus virus corona.
"Kan sudah ada contoh bagus. Misalnya Vietnam, yang melakukan lockdown dan kini telah memiliki kehidupan mereka kembali," imbuhnya.
Menurutnya, Pemerintah Vietnam sejak awal paham prioritas dalam penanangan virus corona.
Vietnam sempat mengesampingkan ekonomi demi menjaga masyarakatnya.
Indonesia lain lagi, pemerintah masih mempertimbangkan faktor ekonomi apabila menerapkan lockdown.
"Vietnam tahu betul bagaimana bicara prioritas. Mereka tidak mempertaruhkan kesehatan masyarakat dengan ekonomi. Karena, jika melindungi kesehatan, ya ekonomi akan mengikuti.
Baca Juga: Angka Terinfeksi Covid-19 Tembus 1 Juta, Epidemiolog Minta Pemerintah Lockdown Pulau Jawa
Buktinya, Vietnam disebut sebagai negara dengan kinerja ekonomi terbaik di Asia pada 2020," jelasnya, sebagaimana diberitakan oleh WartakotaLive (30 Januari 2021).
"Terbukti, lockdown bisa juga menyelamatkan ekonomi. Memang, situasinya beda dengan Indonesia, yang berada di peringkat 85 dengan skor 24,7, menurut data yang dirilis Lowy Institute. Tapi Bismillah kita akan melewati pandemi ini," imbuhnya.
Wacana lockdown tersebut ternyata tidak sejalan dengan pemikiran pemerintah Indonesia.
Menkes Budi Gunadi, saat jumpa pers di Grha Sabha Pramana UGM, Kamis (28/1/2020), menyatakan jika Indonesia menerapkan lockdown keadaan akan seperti Vietnam saat diinvasi Amerika Serikat.
"Pak Presiden kasih saran ke saya, ini kalau lockdown ekonomi akan jatuh sekali. Itu kalau lockdown kayak perang Amerika-Vietnam, (tapi) kita tidak tahu perang musuh ada di mana," papar menkes, melansir Tribunnews.com (29 Januari 2021).
Dirinya lebih setuju usulan karantina di lingkup RT dan RW.
Dengan menerapkan karantina di tingkat terkecil, menurut Budi, dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19.
"Nah, sangat setuju dan tepat memang itu membutuhkan partisipasi aktif sampai ke level paling kecil. Nah itu PR yang diberikan, jadi kerjaan saya akan cepat," semangatnya.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | tribunnews,Kontan.co.id,Wartakotalive |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar