GridHEALTH.id - Belakangan ini santer terdengar bahwa pandmei virus corona (Covid-19) akan menghilang pada April mendatang.
Seorang profesor dan ahli bedah Johns Hopkins, Marty Makary, memprediksi infeksi Covid-19 sebagian besar hilang pada April 2021.
Melalui laman Wall Street Journal, Makary mengatakan hal tersebut lantaran infeksi harian Covid-19 di Amerika Serikat telah menurun 77 persen sejak Januari 2021.
"Ada alasan untuk berpikir bahwa negara sedang berpacu menuju tingkat infeksi yang sangat rendah. Karena lebih banyak orang telah terinfeksi, sebagian besar memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, semakin sedikit orang Amerika yang tersisa untuk terinfeksi."
"Saya memperkirakan Covid sebagian besar akan hilang pada bulan April, memungkinkan orang Amerika untuk melanjutkan kehidupan normal," tulis Makary.
Meski begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan jika dunia belum sepenuhnya bebas dari Covid-19, jika masih ada negara yang tertinggal.
"Dunia tidak bisa sepenuhnya bebas dari virus ini jika masih ada satu negara saja yang belum bebas darinya."
"Oleh karena itu, yang paling penting agar kita dapat menangani pandemi ini adalah kerja sama, kerja sama, dan kerja sama," ujarnya dalam akun YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (23/2/2021).
"Kita harus memperkokoh kerja sama di internal masing-masing negara dan juga kerja sama kita dengan negara-negara di dunia. Spirit kerja sama perlu ditekankan karena no one is safe until everyone is," tambahnya.
Baca Juga: Bukan Menurunkan Masker ke Dagu, Ini Cara Aman Menyimpan Masker Saat Hendak Makan dan Minum
Selama satu tahun belakangan, negara-negara dunia berjibaku untuk menangani pandemi yang menimpa, termasuk Indonesia.
Lebih dari 110 juta warga dunia terdampak pandemi dan hampir 2,5 juta orang kehilangan nyawa akibat virus corona.
Selain melakukan penanganan dari sisi kesehatan, negara-negara dunia juga masih harus mengupayakan pemulihan ekonomi yang terpuruk sebagai dampak dari adanya pandemi ini.
"Masing-masing negara pasti sudah melakukan segala upaya untuk menanggulangi krisis ini. Namun, lebih dari itu, kita harus merancang secara akurat, lebih detail, apa yang harus kita lakukan bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia," kata Jokowi.
Meski tengah disibukkan dengan upaya penanganan di dalam negeri, Indonesia tetap berupaya untuk dapat berkontribusi bagi negara-negara lainnya.
Dalam tataran global misalnya, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia terus menyuarakan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara.
Baca Juga: Jangan Panik, Ibu dengan Rhesus Negatif Akan Ditangani dengan Cara Ini Demi Keselamatan Janin
"Indonesia adalah salah satu Co-Chair dari COVAX AMC (Advance Market Commitment) Engagement Group. Sudah menjadi tekad Indonesia untuk mengamankan akses vaksin bagi kebutuhan nasional. Namun, Indonesia selalu berupaya untuk berkontribusi bagi negara-negara lain dan bagi dunia," ucapnya.
Presiden juga mengingatkan, vaksinasi bukanlah satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk keluar dari krisis akibat pandemi ini.
Upaya tersebut harus turut disertai dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat serta penanganan pandemi melalui pemeriksaan, penelusuran, dan perawatan yang lebih baik bagi pihak-pihak yang terkonfirmasi positif Covid-19. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar