GridHEALTH.id - Keputusan otoritas kesehatan Korea Selatan untuk mengizinkan lebih banyak dosis diambil dari botol vaksin Covid-19 memicu kontroversi ketika negara itu tengah meningkatkan upaya vaksinasi petugas kesehatan dan lanjut usia.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) telah mengizinkan pekerja perawatan kesehatan untuk menggunakan dosis yang tersisa jika mereka dapat memeras lebih banyak dari setiap botol dengan jarum suntik sehingga bisa meminimalkan jumlah vaksin yang tersisa di jarum suntik setelah digunakan.
Sambil menawarkan kebijaksanaan atas penggunaan dosis yang tersisa, KDCA menjelaskan bahwa pihak berwenang tidak akan menjadikan ekstraksi dosis tambahan sebagai standar baru atau wajib karena dapat membebani pekerja perawatan kesehatan di lokasi.
Para ahli terbagi tentang keputusan untuk mengizinkan hingga tujuh dosis untuk diekstraksi dari botol vaksin Pfizer yang dibuat hanya berisi enam menggunakan jarum suntik , dan hingga 12 dosis dari vaksin AstraZeneca, yang jika tidak akan menginokulasi 10 orang dengan normal.
Eom Joong-sik, profesor penyakit menular di Gachon University Gil Medical Center, memperingatkan risiko kontaminasi selama ekstraksi dosis ketujuh yang tidak akurat.
Baca Juga: WHO Sesalkan Ada Negara Prioritaskan Vaksin Covid-19 Pada Orang Dewasa Sehat
Baca Juga: FDA Peringatkan Potensi Ketidakakuratan Oksimeter Pengukur Oksigen
Seorang pekerja yang mencoba menggabungkan sisa makanan dari dua botol untuk membuat dosis penuh dapat menyebabkan masalah seperti itu, kata Eom dalam sebuah posting Facebook.
Source | : | Chanelnewsasia.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar