GridHEALTH.id - Artis senior Rina Gunawan menghembuskan napas terakhirnya di RSPP, Simprung, Jakarta Selatan, pada Selasa (2/3/2021)..
Almarhumah dirawat di RSPP sudah seminggu sejak terpapar Covid-19.
Baca Juga: Cara Mudah Hilangkan Phobia Jarum Suntik, Supaya Nyaman Saat Divaksin Covid-19
Awalnya almarhumah mengalami sesak napas.
Menurut Teddy Syah, sang suami, di kanal Youtube Intens Investigasi (3 Maret 2021), dirinya selalu berkomunikasi dengan sang istri melalui sambungan telepon WhatsApp ataupun video call.
"Saya sempat video call sekitar 5-10 detik itu sebelum pemasangan ventilator, dada-dada sama saya. Daa ayah, daa ayah," kata Teddy Syah dengan suara bergetar.
Itulah lambaian tangan dan salam perpisahan terakhir dari almarhum Rina Gunawan pada suaminya.
Tapi Teddy Syah mengaku belum tahu hasil swab akhir mendiang Rina Gunawan, apakah masih positif terpapar Covid-19 atau sudah negatif.
Baca Juga: Pemprov DKI Antisipasi Varian Virus Corona dari Inggris, Angka Kesembuhan Terus Naik
Pastinya Teddy Syah mengatakan jika istrinya sesak napas. Pun sang istri memiliki riwayat penyakit asma.
Dari banyak pemberitaan diketahui almarhum Rina Gunawan, sebelum positif Covid-19 asmanya kambuh.
Karena itu dirinya sempat dirawat di Rumah sakit di Bintaro, lalu pindah ke RSPP setelah terkonfirmasi positif Covid-19.
Padahal infeksi virus corona dapat menyebabkan gangguan pernapasan bagi siapapun, tak terkecuali penderita asma.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dengan penyakit asma tingkat sedang hingga berat berisiko lebih tinggi mengalami gejala parah akibat Covid-19.
Menurut Dr. Sylvia Owusu-Ansah, seorang dokter medis darurat di UPMC Children Hospital of Pittsburgh kepada Healthline yang dilansir dari Kompas.com, "Kita tahu penyebab utama serangan asma adalah penyakit virus, jadi masuk akal Covid-19, penyakit virus yang menyebabkan penyakit pernapasan, bisa lebih buruk bagi mereka yang menderita asma."
Namun hal ini bukan hanya terjadi pada penderita asma saja.
Menurut Dr. Mauricio Heilbron, seorang ahli bedah trauma dan wakil kepala staf di St. Mary’s Medical Center di Long Beach, California, AS, pasien yang mengalami gangguan paru-paru pada dasarnya lebih berisiko mengalami gangguan pernapasan akut terkait Covid-19.
Teddy Syahpun pernah menyampaikan hal ini kepada media, jika istrinya memiliki komorbid paru-paru.
Baca Juga: Banyak Warga Rasakan Sakit Psikologis, Jepang Desak China Hentikan Tes Usap Dubur Untuk Covid-19
Pasien dengan kondisi mendasar yang melibatkan paru-paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan bronkitis kronis lebih berisiko mengembangkan pneumonia dan sindrom pernapasan akut terkait Covid-19," papar Heilbrona.
Hal ini dikarenakan seseorang dengan kondisi paru-paru yang tidak sempurna, seperti penderita asma, dapat membatasi kemampuan mendapat oksigen dari udara ke dalam aliran darah.
Jadi, apabila pada orang normal fungsi paru-paru mereka dikatakan berada pada angka 100, pada penderita asma fungsi paru-paru bisa dimulai pada angka 70 lalu dapat turun hingga 40 ketika terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Metode Menurunkan Berat Badan Cepat Seperti Dilakukan Almarhum Rina Gunawan, Berbahayakah?
Tentunya kondisi paru-paru yang seperti ini dapat semakin memberatkan penderita asma dalam berjuang melawan Covid-19 di dalam tubuhnya.(*)
Baca Juga: Mengapa Vaksin Indonesia Lebih Lambat Ketimbang Vaksin China, Ternyata Ini Jawabannya
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar