GridHEALTH.id - Indonesia baru saja kedatangan satu juta dosis vaksin AstraZeneca pada Senin (9/2/2021) kemarin.
Vaksin virus corona (Covid-19) tersebut diketahui merupakan hasil dari kerjasama multilateral dari skema COVAX.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi dalam keterangan pers menyambut kedatangan vaksin, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
“Pada hari ini, Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton yang terdiri dari 11.136 karton,” ujar Retno.
Baca Juga: Tiba-Tiba WHO Puji Kepemimpinan Indonesia Soal Vaksin Covid-19, Ini Pesannya
Namun belakangan diketahui, vaksin AstraZeneca justru tengah ditangguhkan penggunaannya oleh Austria setelah ditemukan 2 kasus kematian.
Menurut laporan Reuters, penangguhan ini dilakukan pihak berwenang Austria sebagai tindakan pencegahan.
Badan kesehatan Austria juga dikatakan sedang melakukan upaya menyelidiki kematian para korban meninggal pasca disuntik vaksin Covid-19 tersebut.
"Kantor Federal untuk Keselamatan dalam Perawatan Kesehatan (BASG) telah menerima dua laporan dalam hubungan sementara dengan vaksinasi dari batch yang sama dari vaksin AstraZeneca di klinik distrik Zwettl di provinsi Lower Austria," demikian pernyataannya.
Adapun para korban yang diidentifikasi diantaranya seorang wanita berusia 49 tahun meninggal akibat gangguan koagulasi yang parah.
Baca Juga: Catat, Ini Cara Mendapatkan Vaksin Lansia Gratis di Jakarta Secara Drive Thru
Ada juga seorang wanita berusia 35 tahun mengalami emboli paru dan sedang dalam masa pemulihan.
Emboli paru sendiri adalah penyakit paru-paru akut yang disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas.
"Saat ini tidak ada bukti hubungan kausal dengan vaksinasi," kata BASG.
Baca Juga: Cuma Makan Makanan Rumahan Ini Untuk Atasi Efek Samping Vaksin Covid-19, Ini TIps Terbaru CDC
Surat kabar Austria Niederoesterreichische Nachrichten serta penyiar ORF dan kantor berita APA melaporkan bahwa kedua wanita tersebut adalah perawat yang bekerja di klinik Zwettl.
BASG mengatakan pembekuan darah bukan salah satu efek samping vaksin yang diketahui. Meski demikian, BASG terus menyelidiki kasus ini.
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Diduga Tak Efektif Melawan Varian Brasil
"Sebagai tindakan pencegahan, sisa stok batch vaksin yang terkena dampak tidak lagi dikeluarkan atau divaksinasi," tambahnya.
Sementara itu seorang juru bicara AstraZeneca mengatakan, hingga kini belum ada kejadian merugikan serius yang dikonfirmasi terkait dengan vaksin.
"Semua batch tunduk pada kontrol kualitas yang sangat ketat," tambahnya.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kenapa Pasien Covid-19 Baru Bisa Disuntik Vaksin Setelah 3 Bulan Sembuh
Juru bicara AstaZeneca juga mengatakan, percobaan dan pengalaman dunia nyata sejauh ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan efektif dan telah disetujui untuk digunakan di lebih dari 50 negara.
AstraZeneca juga mengatakan telah melakukan kontak dengan otoritas Austria dan akan mendukung penuh penyelidikan.
Regulator Uni Eropa pada akhir Januari menyetujui produk vaksin tersebut, dab mengatakan itu efektif dan aman untuk digunakan.
Baca Juga: Sering Anggap Remeh Covid-19, Donald Trump dan Istri Kedapatan Minta Disuntik Vaksin
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pertengahan Februari mendaftarkan produk tersebut untuk penggunaan darurat.
Reaksi merugikan yang terlihat dalam uji coba sebagian besar berumur pendek dan tidak ada laporan mengenai masalah pembekuan darah.
Penilaian keamanan oleh regulator vaksin Jerman terhadap lebih dari 360.000 orang yang menerima vaksin AstraZeneca di negara tersebut pada periode awal Februari dan 26 Februari menyimpulkan bahwa reaksi merugikan sejalan dengan profil keamanan yang dijelaskan dalam uji klinis.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Reuters,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar