Senyawa ini lah yang bertindak sebagai antioksidan alami dan menjadi semakin populer karena peran potensinya dalam memberikan kontribusi bagi kesehatan manusia.
Berbagai macam konstituen fenolik hadir dalam madu seperti quercetin, asam caffeic phenethyl ester (CAPE), acacetin, kaempferol, galangin yang memiliki efek menjanjikan dalam pengobatan penyakit kardiovaskular.
Banyak penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rutin senyawa fenolik dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung.
Baca Juga: Berkat Minum Susu Murni Dicampur Madu, Ahmad Dhani Sukses Lawan Covid-19, Ternyata Ini Khasiatnya
Pada penyakit jantung koroner, efek perlindungan senyawa fenolik terutama meliputi antitrombotik, anti-iskemik, anti oksidan, dan vasorelaksan.
Flavonoid disarankan menurunkan risiko penyakit jantung koroner dengan tiga tindakan utama: meningkatkan vasodilatasi koroner, menurunkan kemampuan trombosit dalam darah untuk menggumpal, dan mencegah lipoprotein densitas rendah (LDL) dari oksidasi.
Meski bukan sumber yang kaya akan nutrisi, sebagian orang menganggap madu sebagai makanan kesehatan.
Dilansir dari webmd.com dalam artikel 'Honey: Are There Health Benefits?', ada sedikit atau tidak ada bukti untuk banyak klaim umum tentang madu, tetapi penelitian mendukung beberapa hal berikut ini.
Source | : | webmd.com,ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar