Dijelaskan Pandu, bahwa GeNose sampai saat ini belum terbukti secara ilmiah dapat mendeteksi Covid-19.
Sehingga penggunaannya masih diragukan, terlebih dapat berdampak pada penularan Covid-19 yang lebih lebih luas.
GeNose disebut bisa mendeteksi senyawa volatile organic compound (VOC) yang merupakan hasil produksi infeksi Covid-19.
Namun, menurut Pandu, sampai saat ini juga belum bisa dibuktikan apakah setiap infeksi Covid-19 mengandung VOC atau tidak.
"GeNose tidak mendeteksi virus, dia hanya mendeteksi udara senyawa VOC itu. Jadi itu katanya kalau pola baunya gini dia kemungkinan covid-19, tapi masih kemungkinan, lalu orang merokok tidak akurat," terangnya.
Pandu khawatir GeNose yang digunakan justru akan banyak melahirkan false negatif Covid-19.
Dimana orang yang seharusnya positif Covid-19, justru tidak terdeteksi oleh alat yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada tersebut.
Baca Juga: Dijadikan Syarat Perjalanan Kereta, Satgas: 'GeNose untuk Screening, Bukan unttuk DIagnosis'
Source | : | Cnnindonesia.com,Fda.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar