GridHEALTH.id - Tenggelamnya KRI Nanggala-402 laut utara Bali itu menimbulkan duka tersendiri bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagaimana tidak, seluruh awak kapal KRI Nanggala-402 yang berjumlah 53 orang itu semuanya dipastikan gugur.
"Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut, dapat dinyatakan, bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur," ucap Panglima TNI dalam konferensi pers Minggu, (25/4/2021).
Namun melihat kejadian tersebut, tak sedikit masyarakat awam yang bertanya-tanya kengapa pada saat tenggelam para awak KRI Nanggala-402 tak langsung menyelamatkan diri saja dan berenang menuju permukaan laut?
Menanggapi pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa KRI Nanggala-402 sendiri tenggelam di kedalaman 838 meter.
Kondisi ini ternyata membuat kecil kemungkinan para awak KRI Nanggala-402 bisa menyelamatkan diri dengan melakukan hal tersebut.
Menyelamatkan diri dengan berenang menuju permukaan laut dari kedalaman 838 meter di bawah laut kenyataannya tak sesimpel dan semudah yang diucapkan.
Sebab jika awak kapal membuka pintu kapal selam pada kedalaman tersebut, air akan memasuki kapal dengan sangat cepat dan membanjiri kapal dalam hitungan detik.
Dilansir dari Kompas.com, Schmidt Ocean Institute menyatakan air di kedalaman 850 meter tidak seperti yang kita rasakan di kolam renang.
Baca Juga: Kembali Lebih dari 10 Ribu, Epidemiolog Ingatkan Lonjakan Kasus Covid-19 saat Bencana Banjir
Tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm setiap kedalaman 10 meter.
Jika tekanan di udara adalah 1 atm, maka tekanan di kedalaman 850 meter adalah 85 atm.
Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan sekitar 3 hingga 4 atm.
Baca Juga: Dilanda Bencana Alam Bertubi-tubi, Satgas Beberkan Penanggulangan Bencana saat Pandemi Covid-19
Berenang dalam air laut di kedalaman 850 adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia, rasanya mungkin akan sama seperti dinjak 100 ekor gajah di kepala.
Saat air masuk ke kapal selam, kurang dari hitungan detik gendang telinga akan pecah, paru-paru akan termampatkan menyebabkan rasa sakit yang luar biasa lalu pecah, selanjutkan akan diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.
Sehingga membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil di kedalaman 700 hingga 850 meter, kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman dangkal.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dengan judul Mengapa Awak KRI Nanggala-402 Tak Keluar Selamatkan Diri Saat Tenggelam?
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar