GridHEALTH.id - Kehamilan adalah momen yang membahagiakan bagi keluarga terutama bagi calon Ibu.
Namun, selama masa kehamilan tubuh wanita lebih rentan terkena penyakit, terutama infeksi.
Untuk mengantisipasi hal ini, ibu hamil perlu mengetahui jenis infeksi apa saja yang sering terjadi di masa kehamilan berikut cara pencegahannya.
Beberapa infeksi dapat ditularkan ibu hamil ke bayinya melalui plasenta atau pada saat proses persalinan.
Tanpa penanganan yang tepat, infeksi pada kehamilan bisa menyebabkan komplikasi, seperti persalinan prematur, keguguran, atau bayi cacat lahir.
Berikut beberapa infeksi yang dapat menyebabkan masalah pada kehamilan, gejalanya, dan apa yang harus dilakukan.
1. Cacar air
Infeksi cacar air dalam kehamilan bisa berbahaya bagi Ibu Hamil dan bayi, jadi penting untuk kontrol kepada dokter kandungan sejak dini jika ibu hamil merasa terkena cacar air.
Ada kemungkinan 90% manusia kebal terhadap infeksi cacar air, jika sudah pernah terinfeksi sebelumnya
Tetapi jika belum pernah menderita cacar air (atau tidak yakin pernah mengidapnya) dan bersentuhan dengan seorang anak atau orang dewasa yang mengidapnya, segera bicarakan dengan dokter umum, dokter kandungan atau bidan.
Tes darah akan menjelaskan tingkat kekebalan terhadap virus.
2. CMV dalam kehamilan
CMV (cytomegalovirus) adalah virus umum yang merupakan bagian dari kelompok herpes, yang juga dapat menyebabkan cold sores dan cacar air. Infeksi CMV sering terjadi pada anak kecil.
Infeksi bisa berbahaya selama kehamilan karena dapat menyebabkan masalah pada bayi yang belum lahir, seperti gangguan pendengaran, gangguan penglihatan atau kebutaan, kesulitan belajar dan epilepsi.
Baca Juga: Cara Untuk Bisa Kembali ke Berat Badan dan Bentuk Tubuh Seperti Sebelum Hamil
CMV sangat berbahaya bagi bayi jika ibu hamil belum pernah mengalami infeksi sebelumnya.
Tidak selalu mungkin mencegah infeksi CMV, tetapi kita dapat mengurangi risikonya dengan:
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air panas, terutama setelah mengganti popok, atau bekerja di pusat penitipan anak.
- Tidak mencium wajah anak kecil - lebih baik mencium kepala atau memeluk mereka
- Tidak berbagi makanan atau peralatan makan dengan anak kecil, dan tidak minum dari gelas yang sama dengan mereka (Ini sangat penting jika memiliki pekerjaan yang membuat ibu hamil dekat dengan anak-anak)
Dalam hal ini, ibu hamil dapat melakukan tes darah untuk mengetahui apakah sebelumnya pernah terinfeksi CMV.
Infeksi ditularkan oleh hewan
- Kucing
Kotoran kucing mungkin mengandung toksoplasma - organisme yang menyebabkan toksoplasmosis. Toksoplasmosis dapat membahayakan bayi.
Untuk mengurangi risiko infeksi:
- Hindari mengosongkan baki kotoran kucing saat sedang hamil (jika tidak ada orang lain yang dapat mengosongkan baki kotoran, gunakan sarung tangan karet sekali pakai - baki harus dibersihkan setiap hari)
- Hindari kontak dekat dengan kucing yang sakit
- Walaupun tidak memiliki kucing, kenakan sarung tangan jika berkebun jika tanahnya terkontaminasi kotoran
- Jika bersentuhan dengan kotoran kucing, cuci tangan dengan bersih
- Ikuti aturan umum kebersihan makanan - lihat cara menyiapkan makanan dengan aman dan cara menyimpan makanan dengan aman
- Babi
Penelitian sedang berlangsung untuk melihat apakah babi dapat menjadi sumber infeksi hepatitis E. Infeksi ini berbahaya jika sedang hamil.
Cegah infeksi dengan:
- Memasak daging dan produk daging secara menyeluruh
- Hindari makan daging mentah atau setengah matang
- Cuci tangan dengan menyeluruh sebelum menyiapkan, menyajikan, dan makan makanan
Baca Juga: Sinar Matahari Pagi Kunci Wujudkan Bayi Cerdas Sejak dalam Kandungan
- Hepatitis B
Hepatitis B adalah virus yang menginfeksi hati.
Banyak orang dengan hepatitis B tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, tetapi mereka dapat menjadi pembawa dan dapat menulari orang lain.
Virus ini menyebar melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi tanpa menggunakan kondom, dan melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi.
Jika menderita hepatitis B atau terinfeksi selama kehamilan, Ibu dapat menularkan infeksi tersebut kepada bayi saat lahir.
Bayi yang berisiko harus diberi vaksin hepatitis B saat lahir untuk mencegah infeksi dan penyakit hati yang serius di kemudian hari.
- HIV dalam kehamilan
Bidan atau dokter akan mendiskusikan tes HIV kepada ibu hamil, dan konseling akan tersedia jika hasilnya positif.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa jika Ibu Hamil HIV positif, dalam keadaan sehat dan tanpa gejala infeksi, kemungkinan tidak akan terpengaruh oleh kehamilan.
Namun, HIV dapat ditularkan ke bayi selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui.
Baca Juga: Ibu Hamil Ingin Puasa? Boleh Kok, Ini Ciri Kehamilan yang Bisa Ikut Berpuasa
Jika didiagnosis dengan HIV, pasien dan dokter perlu mendiskusikan manajemen kehamilan dan kelahiran yang baik untuk mengurangi risiko infeksi pada bayi.
Perawatan selama kehamilan sangat mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi - dari 1 dari 4 menjadi kurang dari 1 dalam 100.
Bayi yang telah lahir akan dites HIV dan secara berkala selama 18 bulan. Ibu akan disarankan untuk tidak menyusui, karena HIV dapat ditularkan ke bayi dengan cara ini. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | Nhs.uk |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar