Ukuran ini berupa skala dari 0-100. Gula pasir, misalnya, memiliki angka GI 100 yang artinya karbohidrat dari gula murni sangat cepat diubah oleh tubuh menjadi energi.
Angka GI juga memengaruhi seberapa cepat tubuh memproduksi insulin.
Semakin rendah nilai GI suatu makanan, maka akan semakin kecil pengaruhnya pada peningkatan insulin dan gula darah. Itu sebabnya kenapa orang-orang yang memiliki diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan GI rendah.
Menurut Healthline, sebuah studi di British Medical Journal menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi nasi putih dalam porsi besar memiliki peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Jika telah didiagnosis diabetes, pada umumnya aman untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah sedang.
Hanya saja, pastikan mengetahui skor GI dari nasi yang akan dimakan. Usahakan untuk mengonsumsi antara 45-60 gram karbohidrat per porsi makan.
Baca Juga: Komedian Sapri Pantun Meninggal Akibat Diabetes, Waspada, Pria Lebih Berisiko Mengalami Penyakit Ini
Sebagai gambaran, berdasarkan tabel nilai GI dari Harvard Medical School, per 150 gram nasi putih biasa memiliki GI sekitar 72.
Penderita diabetes tidak perlu berhenti sama sekali memangkas konsumsi nasi putih jika memiliki diabetes, meskipun nasi memang memiliki GI yang lumayan tinggi.
Beberapa jenis beras mempunyai indeks glikemik yang lebih rendah dibanding jenis beras lainnya. Sebagai alternatif yang lebih sehat dari nasi putih bisa menggunakan beras merah (nilai GI 50) atau beras Basmati (nilai GI 63).
Bubur havermut (oatmeal) juga bisa menjadi alternatif karena memiliki GI 55 sehingga termasuk rendah.
Kandungan serat oatmeal yang tinggi juga membantu memperlambat laju penyerapan karbohidrat dalam tubuh.
Hal ini tentu memberi efek yang menguntungkan dalam pengendalian kadar gula darah.
Source | : | Healthline,KOMPAS.com |
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar