Kekurangan gizi kronis pada anak akan menimbulkan persoalan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di masa depan.
Masa 1.000 hari pertama atau sekitar tiga tahun kehidupan sejak masih dalam kandungan, merupakan masa penting pembangunan ketahanan gizi.
Lewat dari 1.000 hari, dampak buruk kekurangan gizi akan sulit diobati. Kekurangan gizi pada ibu hamil juga bisa memicu stunting.
Sebagai wujud nyata keseriusan dalam pencegahan stunting, PRENAGEN mendukung Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melakukan percepatan penanganan kejadian stunting di Indonesia.
Baca Juga: Kanker Tiroid Membuat Artis Thalita Latief Mengalami Kenaikan Berat Badan
Program kolaborasi BKKBN, PRENAGEN, bertajuk “Smart Sharing: Program Kerja Sama Penurunan Angka Stunting di Indonesia" ini akan melakukan serangkaian kegiatan edukasi online maupun offline yang menjangkau dan melibatkan bidan di seluruh Indonesia, serta melakukan pilot project studi observasional dan program intervensi gizi untuk pencegahan stunting di beberapa daerah di Indonesia.
Pada acara peluncuran kerja sama tersebut di BKKBN Jakarta (04/05), Sinteisa Sunarjo, Group Business Unit Head Woman Nutrition KALBE Nutritionals menyampaikan kepedulian PRENAGEN terhadap penanganan stunting di Indonesia.
Baca Juga: Penanganan Covid-19 di Faskes Daerah, Tompi; Cukup Ibu Saya Korbannya
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar