GridHEALTH.id - Semakin merebaknya pandemi virus corona (Covid-19) membuat konsentrasi masyarakat akan ancaman penyakit lainnya teralihkan.
Misalnya saja influenza, tak sedikit masyarakat yang kini mulai mengabaikan bahaya penyakit infeksi tersebut.
Padahal infeksi influenza juga sama membahayakannya dengan Covid-19.
Lantas bagaimana cara kita membedakan infeksi influenza dengan Covid-19?
Menurut penjelasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilaman resmi mereka who.int (17/3/2020), meski kedua infeksi tersebut memiliki gejala yang mirip namun ada beberapa perbedaan yang masih bisa kita perhatikan.
WHO menyebutkan, kecepatan penularan merupakan poin penting perbedaan antara kedua virus tersebut.
Baca Juga: Prediksi Siti Fadilah Supari dan Prof Nidom Tentang Covid-19; Virus yang Diterima Seperti Influenza
Influenza memiliki masa inkubasi atau waktu dari infeksi hingga muncul gejala yang lebih pendek dibanding virus corona baru. Begitu juga dengan interval serial atawa waktu antara kasus berturut-turutnya.
Interval serial untuk virus corona baru sekitar 5-6 hari.
Sedangkan untuk virus influenza, interval serialnya adalah 3 hari.
Artinya, influenza bisa menyebar lebih cepat dari virus corona baru.
Penularan dalam 3-5 hari pertama penyakit, atau kemungkinan penularan virus sebelum muncul gejala, merupakan pendorong utama penularan influenza.
Sebaliknya, "Kami mengetahui, ada orang yang dapat menularkan virus Covid-19 dalam 24 hingga 48 jam sebelum timbul gejala. Tapi, saat ini, hal itu tampaknya bukan pendorong utama penularan," ujar WHO.
Perbedaan lainnya, jumlah reproduksi.
Jumlah infeksi sekunder yang ditimbulkan dari satu individu yang terinfeksi antara 2 dan 2,5 untuk virus corona baru, lebih tinggi dari influenza.
Hanya, "Perkiraan untuk virus Covid-19 dan influenza sangat bergantung pada konteks dan waktu, membuat perbandingan langsung lebih sulit," imbuh WHO.
Kemudian, anak-anak adalah pendorong penting penularan virus influenza di masyarakat.
Baca Juga: Seperti Flu Biasa , Penyakit Infeksi Ibu Hamil Ini Sebabkan Bayi Lahir Cacat
Untuk virus corona baru, data awal menunjukkan, anak-anak lebih sedikit terpengaruh ketimbang orang dewasa, dan tingkat serangan klinis pada kelompok usia 0-19 tahun rendah.
"Data awal lebih lanjut dari studi penularan rumah tangga di China menunjukkan, anak-anak terinfeksi dari orang dewasa, bukan sebaliknya," ungkap WHO.
Lalu, meskipun rentang gejala kedua virus tersebut serupa, fraksi dengan penyakit parah tampaknya berbeda.
Untuk virus corona baru, data hingga saat ini memperlihatkan, 80% infeksi ringan atau asimtomatik, 15% infeksi berat dan membutuhkan oksigen, lalu 5% infeksi kritis sehingga memerlukan ventilasi.
Fraksi infeksi parah dan kritis ini akan lebih tinggi dari yang diamati untuk infeksi influenza.
Perbedaan lainnya, mereka yang paling berisiko terkena infeksi influenza parah adalah anak-anak, wanita hamil, lansia, yang memiliki kondisi medis kronis, dan yang mengalami imunosupresi.
"Untuk Covid-19, pemahaman kami saat ini adalah bahwa usia yang lebih tua dan kondisi yang mendasarinya meningkatkan risiko infeksi parah," kata WHO.(*)
Baca Juga: Meski Gejalanya Ringan, Lansia Terinfeksi Covid-19 Tetap Dirawat di Rumah Sakit, Ini Alasannya
#berantasstunting
#hadapicorona
#berantasstunting
Source | : | Who.int |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar