GridHEALTH.id - Beberapa hari ini di Indonesia tengah viral prihal informasi mengenai vitamin D dosis tinggi alias vitamin D High dose.
Menurut informasi dan juga video yang diterima oleh redaksi GridHEALTH.id, vitamin D dosis tinggi sangat penting dan baik untuk daya tahan tubuh alias imunitas.
Selain untuk kesehatan secara umum, juga untuk untuk menangkal virus corona, penyebab Covid-19.
Jika pasien Covid-19 yang mengonsumsi vitamin D dosis tinggi maka bisa dengan cepat melawan virus corona, walhasil bisa cepat pulih dari Covid-19.
Bagi mereka yang sehat, jika mengonsumsi vitamin D dosis tinggi maka daya tahan tubuhnya semakin kuat, dirinya selalu fit, sehat, dan kuat, termasuk untuk kejantanan.
Mengenai hal ini diulas pula dalam sebuah podcast Youtuber terkenal tanah air yang menghadirkan dr. Henry Suhendra sebagai narasumber.
Karena informasi tersebut tidak sedikit masyarakat yang langsung memburu vitamin D dosis tinggi, tanpa mengetahui lebih jauh apa itu vitamin D dan fungsi, juga kebutuhan kita terhadap vitamin D.
Sebagai konsumen kesehatan yang bijak baiknya melakukan telaah informasi terlebih dahulu. Supaya tidak menjadi manusia yang ikut-ikutan.
Baca Juga: Tak Butuh Waktu Lama Kecilkan Pori-pori Wajah, Salah Satunya Cobalah Gunakan Mentimun
Untuk itulah pada artikel kali ini GridHEALTH.id mencoba menyarikan mengenai vitamin D, dari sumber kredibel ilmiah, National Institutes of Helath (NIH).
Perlu diketahui, Vitamin D (juga disebut sebagai "kalsiferol") adalah vitamin yang larut dalam lemak yang secara alami ada dalam beberapa makanan, ada juga yang ditambahkan dlaam makanan, tersedia juga dalam bentuk suplemen makanan.
Pastinya vitamin D disediakan juga oleh alam, dari sinar matahari, ketika sinar ultraviolet (UV) dari sinar matahari terken akulit dan memicu sintesis vitamin D.
Perjalanan vitamin D yang didapat dari paparan sinar matahari, makanan, dan suplemen, bisa bermanfaat harus terlebih dahulu menjalani dua hidroksilasi untuk aktivasi.
* Hidroksilasi pertama, yang terjadi di hati, mengubah vitamin D menjadi 25-hidroksivitamin D [25(OH)D], juga dikenal sebagai “kalsidiol.”
Baca Juga: Waspada Keracunan Vitamin D Karena Suplemen Vitamin D Dosis Tinggi
* Hidroksilasi kedua terjadi terutama di ginjal dan membentuk 1,25-dihidroksivitamin D [1,25(OH)2D] yang aktif secara fisiologis, juga dikenal sebagai “kalsitriol”.
Untuk diketahui, dalam makanan dan suplemen makanan, vitamin D memiliki dua bentuk utama, D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecalciferol), yang berbeda secara kimiawi hanya pada struktur rantai sampingnya.
Kedua bentuk tersbeut diserap di usus kecil. Penyerapan terjadi dengan difusi pasif sederhana dan dengan mekanisme yang melibatkan protein pembawa membran usus.
Kehadiran lemak secara bersamaan di usus meningkatkan penyerapan vitamin D, tetapi beberapa vitamin D diserap bahkan tanpa lemak makanan.
Ingat, penuaan maupun obesitas tidak mengubah penyerapan vitamin D dari usus.
Manfaat Vitamin D
Baca Juga: Kekurangan B12 Selama Kehamilan Meningkatkan Risiko Diabetes Pada Anak
Vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan mempertahankan konsentrasi kalsium dan fosfat serum yang memadai untuk memungkinkan mineralisasi tulang normal dan untuk mencegah tetani hipokalsemia (kontraksi otot yang tidak disengaja, yang menyebabkan kram dan kejang).
Ini juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan remodeling tulang oleh osteoblas dan osteoklas [1-3].
Ketahuilah, tanpa vitamin D yang cukup, tulang bisa menjadi tipis, rapuh, atau cacat.
Kecukupan vitamin D mencegah rakhitis pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa.
Bersama dengan kalsium, vitamin D juga membantu melindungi orang dewasa yang lebih tua dari osteoporosis.
Selain itu, vitamin D memiliki peran lain dalam tubuh, termasuk pengurangan peradangan serta modulasi proses seperti pertumbuhan sel, fungsi neuromuskular dan kekebalan tubuh, dan metabolisme glukosa.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Perawatan Rumahan untuk Mengatasi Demam yang Dapat Dilakukan
Banyak gen yang mengkode protein yang mengatur proliferasi sel, diferensiasi, dan apoptosis sebagian dimodulasi oleh vitamin D.
Banyak jaringan memiliki reseptor vitamin D, dan beberapa mengubah 25(OH)D menjadi 1,25(OH)2D.
Konsentrasi serum 25(OH)D saat ini merupakan indikator utama status vitamin D.
Meskipun 25(OH)D berfungsi sebagai biomarker paparan, sejauh mana kadar 25(OH)D juga berfungsi sebagai biomarker efek pada tubuh (yaitu, yang berkaitan dengan status kesehatan atau hasil) tidak jelas [1,3 ].
Para peneliti belum secara pasti mengidentifikasi konsentrasi serum 25(OH)D yang terkait dengan defisiensi (misalnya, rakhitis), kecukupan untuk kesehatan tulang, dan kesehatan secara keseluruhan.
Kebutuhan Vitamin D yang Direkomendasikan
Baca Juga: Cara Memasak Daging Qurban Menjadi Menu Opor Daging Lezat, Mudah!
Rekomendasi asupan vitamin D dan nutrisi lainnya disediakan dalam Dietary Reference Intakes (DRI) yang dikembangkan oleh komite ahli NASEM.
DRI adalah istilah umum untuk seperangkat nilai referensi yang digunakan untuk merencanakan dan menilai asupan gizi orang sehat.
Nilai-nilai ini, yang bervariasi menurut usia dan jenis kelamin, meliputi:
* Recommended Dietary Allowance (RDA): Rata-rata tingkat asupan harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hampir semua (97% -98%) individu sehat; sering digunakan untuk merencanakan diet nutrisi yang memadai untuk individu.
* Asupan yang Cukup (AI= Adequate Intake): Asupan pada tingkat ini diasumsikan untuk memastikan kecukupan gizi; ditetapkan ketika bukti tidak cukup untuk mengembangkan RDA.
* Perkiraan Kebutuhan Rata-Rata (EAR=Estimated Average Requirement): Rata-rata tingkat asupan harian diperkirakan memenuhi kebutuhan 50% individu sehat; biasanya digunakan untuk menilai asupan gizi kelompok orang dan merencanakan diet yang cukup gizi untuk mereka; juga dapat digunakan untuk menilai asupan nutrisi individu.
* Tingkat Asupan Atas yang Dapat Ditoleransi (UL=Tolerable Upper Intake Level): Asupan harian maksimum tidak mungkin menyebabkan efek kesehatan yang merugikan.
Untuk diperhatikan, Food and Nutrition Board Committee (Komite FNB) menetapkan RDA untuk vitamin D untuk menunjukkan asupan harian yang cukup untuk menjaga kesehatan tulang dan metabolisme kalsium normal pada orang sehat.
RDA untuk vitamin D tercantum dalam mikrogram (mcg) dan unit internasional (IU); 1 mcg vitamin D sama dengan 40 IU (lihat tabel).
Meskipun sinar matahari merupakan sumber utama vitamin D bagi sebagian orang, FNB mendasarkan RDA vitamin D pada asumsi bahwa orang menerima paparan sinar matahari minimal.
Untuk bayi, komite FNB mengembangkan AI berdasarkan jumlah vitamin D yang mempertahankan kadar 25(OH)D serum di atas 20 ng/mL (50 nmol/L) dan mendukung perkembangan tulang. (*)
Baca Juga: Sederet Cara Alami Mengatasi Susah Tidur, Cobalah Mulai Nanti Malam
Source | : | NIH - Vitamin D |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar