GridHEALTH.id - Neuropati proksimal adalah salah satu jenis kerusakan saraf yang langka.
Dimana kondisi ini ditandai dengan dan melumpuhnya saraf di area pinggul, bokong, atau paha.
Jenis kerusakan saraf ini biasanya mempengaruhi satu sisi tubuh dan mungkin juga menyebar ke sisi yang lain.
Neuropati proksimal lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua dari usia 50 tahun.
Kebanyakan orang yang mengalami neuropati proksimal adalah penyandang diabetes tipe 2.
Sama dengan komplikasi diabetes lainnya, neuropati proksimal disebabkan karena tidak terkontrolnya gula darah dan kadar lemak atau trigliserida dalam tubuh.
Lantas apa gejala neuropati proksimal?
Baca Juga: Diabetes Teredeteksi Jelang Persalinan, Haruskah Ibu Hamil Jalani Operasi Sesar?
Dilansir dari laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, dijelaskan bahwa diabetes dapat merusak saraf dan pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada saraf, yang menyebabkan neuropati proksimal.
Adapun seseorang yang terkena neuropati proksimal dapat mengembangkan gejala berupa:
- Rasa sakit yang tiba-tiba dan terkadang parah di pinggul, bokong, atau paha.
- Kelemahan pada kaki yang membuatnya sulit untuk berdiri dari posisi duduk.
- ilangnya refleks seperti refleks spontan, gerakan otomatis kaki bagian bawah saat dokter mengetuk area di bawah tempurung lutut.
- Terjadinya pengecilan otot, atau hilangnya jaringan otot
- Penurunan berat badan
Baca Juga: 8 Kebiasaan Penyebab Gula Darah Naik di Atas Normal, Penyandang Diabetes Wajib Menghindarinya
Gejala neuropati proksimal bisa memburuk kemudian membaik secara bertahap selama beberapa bulan atau tahun.
Sayangnya dalam kebanyakan kasus, gejala neuropati proksimal tidak hilang sepenuhnya.
Karenanya dalam kasus neuropati proksimal, akan lebih baik jika kita mencegahnya daripada harus mengobati.
Kita dapat mencegah neuropati proksimal dengan mengelola diabetes yang dialami, yang berarti mengelola gula darah, tekanan darah, dan kolesterol dalam tubuh masing-masing.(*)
Baca Juga: Fakto-faktor Risiko yang Memicu Munculnya Penyakit Diabetes Tipe 1
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Niddk.nih.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar