Molekulnya adalah peptida, atau rantai asam amino, yang dapat terhubung ke enzim virus corona yang disebut PLPro, yang sangat penting untuk reproduksi virus, tanpa melukai sel lain.
"Sudah dikenal karena kualitas antibakterinya, peptida dapat disintesis di laboratorium," kata Guido dalam sebuah wawancara, membuat penangkapan atau pemeliharaan ular tidak perlu dilakukan.
"Kami waspada terhadap orang-orang yang pergi berburu jararacussu di sekitar Brasil, mengira mereka akan menyelamatkan dunia. Bukan itu! Bukan racun itu sendiri yang akan menyembuhkan virus corona," jelasnya.
Para peneliti selanjutnya akan mengevaluasi efisiensi dosis molekul yang berbeda dan apakah itu mampu mencegah virus memasuki sel sejak awal.
Terlepas dari itu, mereka berharap untuk menguji substansi dalam sel manusia tetapi tidak memberikan batas waktu.
Intinya penggunaan bis aular sebagai obat virus corona, masih butuh penelitian lebih jauh.(*)
Baca Juga: 9 Tips Aman dan Sehat Menggunakan Kosmetik Selama Pandemi Covid-19
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar