Untuk diketahui, Bisaliva ini menjawab tantangan laboratorium klinis akan kebutuhan testing dengan kondisi lapangan di Indonesia, yang umumnya jauh dari fasilitas kesehatan.
Diharapkan pula, tes PCR dengan metode kumur ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas tracing nasional terutama untuk kalangan anak-anak dan Lansia yang membutuhkan kenyamanan lebih dalam pengambilan sampel.
Nantinya proses pengambilan sampel dapat dilakukan di area non-medis dengan pengawasan tenaga kesehatan, sehingga mengurangi kerumunan dan menghindari kontak.
Proses pengambilan sampel yang praktis juga memungkinkan pengambilan sampel dalam jumlah yang sangat besar tanpa perlu menambah tenaga medis.
Baca Juga: Mulai Tren Penggunaan Kosmetik Mineral, Ternyata Ini Manfaatnya
Direktur pemasaran. Bio Farma, dr. Sri Harsi Teteki, mengatakan Biofarma terus berkontribusi dalam melakukan proses kemandirian dalam hal diagnosis COVID-19.
“Seperti kita ketahui banyak sekali produk yang masih impor, sehingga atas riset yang kita lakukan (melalui BioSaliva) mudah-mudahan bisa menjadi pilihan dari Kementerian Kesehatan untuk regulasi ke depannya produk dalam negeri ini bisa diutamakan,” katanya dalam pertemuan langsung antara Biofarma dan Kementerian Kesehatan di gedung Biofarma, Bandung, Kamis (2/9).
Direktur Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Ir. Sodikin Sadek, M.Kes mengapresiasi Biofarma atas produk BioSaliva.
Baca Juga: Studi Baru di Kanada Temukan Pestisida dalam Makanan Bisa Berdampak Obesitas
Source | : | SehatNegeriku - Biosaliva |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar