Setelah tertular, virus demam kuning bercokol di dalam tubuh selama 3 sampai 6 hari.
Demam kuning sulit didiagnosis, terutama pada tahap awal. Kasus yang lebih parah dapat dikacaukan dengan malaria berat, leptospirosis, hepatitis virus (terutama bentuk fulminan), demam berdarah lainnya, infeksi flavivirus lain (seperti demam berdarah dengue), dan keracunan.
Tes reaksi berantai polimerase (PCR) dalam darah dan urin terkadang dapat mendeteksi virus pada tahap awal penyakit.
Pada tahap selanjutnya, diperlukan pengujian untuk mengidentifikasi antibodi (ELISA dan PRNT).
Demam kuning sulit terdeteksi karena orang tidak mengalami gejala, tetapi ketika ini terjadi, yang paling umum adalah demam, nyeri otot dengan sakit punggung yang menonjol, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan mual atau muntah. Dalam kebanyakan kasus, gejala hilang setelah 3 sampai 4 hari.
Namun, sebagian kecil pasien memasuki fase kedua yang lebih beracun dalam waktu 24 jam setelah pulih dari gejala awal.
Baca Juga: Minum Kopi Memang Banyak Manfaatnya Bila Tidak Lakukan 3 Kesalahan Ini
Baca Juga: Gejala Infeksi Saluran Kemih Pada Bayi dan Balita Perlu Diwaspadai
Demam tinggi kembali dan beberapa sistem tubuh terpengaruh, biasanya hati dan ginjal. Pada fase ini orang cenderung mengembangkan penyakit kuning (menguningnya kulit dan mata, maka nama 'demam kuning'), urin gelap dan sakit perut dengan muntah.
Source | : | WHO |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar