Med Express mengatakan bahwa keringat berlebih juga bisa disebabkan oleh jenis obat tertentu yang sedang dikonsumsi.
Beberapa jenis obat yang bisa menimbulkan keringat berlebih adalah obat tekanan darah, kemoterapi, pengobatan hormon, dan beberapa jenis antibiotik.
Lainnya, menurut dr. Melyawati Hermawan, SpKK selaku dermatologis yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Jakarta (PERDOSKI JAYA), ada beberapa asupan pada tubuh yang memicu bisa meningkatnya metabolisme tubuh sehingga menyebabkan produksi keringat berlebih dan menimbulkan bau badan.
"Pertama kafein, kalo kita minum kopi berdebar-debar gitu kan ya. Nah, itu situasi yang bikin metabolisme meningkat," kata dokter Mely saat jumpa pers di acara "Dove Sensitive Deodorant Media Gathering" di Jakarta (11/7/2019).
Baca Juga: Antibodi Vaksinasi Tidak Selengkap dari Antibodi Mantan Pasein Covid-19
Ia menambahkan, zat nikotin dan alkohol juga bisa menyebabkan keringat berlebih sama halnya dengan kafein.
"Rokok juga ya, karena seperti nikotin itu kan merangsang pelepasan asetilkolin. Itu juga sama sistem kerjanya, merangsang terjadinya peningkatan denyut jantung, alkohol juga sama," sambungnya.
Dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov, 2006, penelitian yang diterbitkan di Chemical Senses Republik Ceko mengumpulkan sampel keringat dari orang yang makan daging dan orang yang vegetarian.
Kemudian, sekelompok wanita diminta untuk mengidentifikasi bau yang paling tidak enak atau tidak sedap.
Hasilnya adalah orang yang vegetarian ternyata memiliki bau badan yang lebih baik dan memikat daripada mereka yang pemakan daging.
Source | : | ncbi.nlm.nih.gov,GridHealth.ID,riau24.com |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar