GridHEALTH.id - Dermatitis atopik merupakan salah satu penyakit kulit kronik yang sering dialami bayi hingga orang dewasa.
Dermatitis atopik sering disebut juga dengan eczema atau eksim.
Kondisi ini sering menyebabkan rasa gatal luar biasa.
Karenanya bayi yang mengalami dermatitis atopik kerap kali menangis dan rewel.
Adapun penyebab dermatitis atopik pada bayi adalah faktor keturunan dan lingkungan.
Namun, bisa juga disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Dilansir dari WebMD, dermatitis atopik pada bayi dengan kulit terang, biasanya muncul sebagai bercak kulit merah.
Pada bayi berkulit gelap, ruam mungkin terlihat keunguan, kecokelatan, atau keabu-abuan.
Eksim bisa lebih sulit dilihat pada bayi dengan kulit gelap.
Bercak ini hampir selalu kering, gatal, dan kasar.
Bayi bisa mendapatkan kondisi ini di mana saja di tubuh mereka, akan tetapi paling sering, dermatitis atopik ini muncul di pipi dan sendi lengan dan kaki.
Pada bayi baru lahir, gejala dermatitis atopik cenderung mirip dengan cradle cap atau dermatitis yang dipicu oleh peradangan dan menyebabkan produksi minyak berlebih pada kulit kepala bayi.
Tapi cradle cap biasa muncul di kulit kepala, sisi hidung, kelopak mata dan alis, dan di belakang telinga.
Cradle cap pun akan menghilang secara perlahan saat bayi berusia 8 bulan.
Menurut American Academy of Dermatology Association, dermatitis atopik pada bayi tidak bisa disembuhkan. Hanya bisa dikontrol atau dikendalikan.
Menurut laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 10 perawatan di rumah yang dapat mengendalikan dermatitis atopik pada bayi, yaitu:
1. Mandi memakai sabun dengan pH netral dan yang mengandung pelembab; hindari pembersih antibacterial.
2. Mandi air hangat 1-2 kali sehari dan tidak lebih dari 10 menit setiap kalinya.
3. Mengoleskan krim steroid diberikan sesuai resep dokter, dan bila sudah sembuh kulit harus dijaga kelembabannya dengan mengoleskan krim pelembab segera setelah mandi.
4. Pakaian baru sebaiknya dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai untuk membersihkan formaldehid atau bahan kimia tambahan.
5. Mencuci pakaian dengan deterjen harus dibilas dengan baik.
6. Selesai berenang harus segera mandi untuk membilas sisa klorin.
Baca Juga: Teh Daun Alpukat Penurun Asam Urat, Mudah Dibuat, Begini Caranya
7. Bayi dan anak jangan terlalu sering dimandikan, cukup dua kali sehari, jangan menggosok terlalu kuat.
8.Jangan memakai pakian terlalu tebal, ketat, atau kotor, atau yang bersifat iritan (wol atau sintetik); bahan katun kebih baik.
9. Pada bayi penting diperhatikan kebersihan daerah popok.
10. Hindari makanan yang dicurigai menyebabkan kekambuhan dan lakukan diet sesuai petunjuk dokter.
Baca Juga: Ciri Kaki Diabetik yang Mesti Diwaspadai Penyandang Diabetes, Catat
Selain itu, untuk mencegah bayi menggaruk kulitnya, selalu potong kuku bayi secara berkala, dan bisa juga gunakan sarung tangan jika mau.
Itulah beberapa cara mengobati dermatitis atopik pada bayi di rumah. Namun, pastikan selalu berkonsultasi kepada dokter untuk lebih yakin akan kondisi sang anak. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona #berantasstunting
Source | : | WebMD,IDAI,aad.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar