GridHEALTH.id - Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) banyak yang ditemui ketika sudah memasuki tahap lanjutan, atau saat sudah parah.
Hal ini bisa disebabkan karena penderita tidak menyadari gejalanya, atau merasakan gejalanya tapi enggan atau malu memeriksakannya.
Padahal, keterlambatan pemeriksaan IMS secara perlahan akan memengaruhi kualitas hidup penderita.
Salah satu IMS adalah Herpes Genital, yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) yang terbagi atas HSV tipe 1 dan HSV tipe 2.
Masa inkubasi virus HSV di tubuh penderita pada umumnya membutuhkan waktu satu hingga tiga minggu.
Apabila selang beberapa minggu setelah berhubungan seksual timbul luka lenting atau lepuh pada area kelamin, disertai ruam merah di sekelilingnya, segera periksa ke dokter.
Semakin dini gejala ditangani, maka akibat yang ditimbulkan dapat minimal.
Baca Juga: 4 Bahaya Herpes Genital, Hati-hati Kemunculannya Bisa Tanpa Gejala
Gejala Herpes Genital
Penyakit herpes kelamin yang timbul memiliki beberapa gejala.
Berikut gejala herpes genital yaitu :
* Gejala herpes genital adalah:
1. Gejala herpes genital akan menimbulkan nyeri atau gatal di alat kelamin atau bokong.
2. Timbul benjolan merah kecil atau lenting putih kecil.
3. Adanya luka yang terbentuk setelah lenting pecah.
Baca Juga: Singapura Darurat, Kasus Covid-19 Meledak Terus Hingga Pecahkan Rekor Baru
4. Setelah luka sembuh akan terbentuk koreng.
5. Rasa nyeri saat buang air kecil.
6. Timbul gejala seperti flu, sakit kepala, nyeri otot, dan disertai demam.
7. Adanya pembengkakan kelenjar getah bening di lipatan paha.
Adapun pemicu Herpes Genital Kambuh
* Stress.
* Menderita penyakit lain.
* Menjalani pembedahan.
* Melakukan diet ketat.
* Mengalami menstruasi.
* Melakukan hubungan seksual yang terlalu melelahkan.
Penanganan HSV yang Dilakukan Dokter
Dalam menangani kasus HSV dokter akan melakukan pemeriksaan dan serangkaian tes guna menegakkan diagnosis, sebagai berikut:
* Dokter akan mengajukan pertanyaan seputar riwayat kesehatan dan aktivitas seksual Anda, dan gejala yang dirasakan.
* Pemeriksaan fisik pada bagian tubuh yang terinfeksi.
* Pengambilan sampel cairan luka lepuh; sampel ini akan diperiksa di laboratorium
* Tes reaksi berantai polimerase atau disebut juga PCR, untuk mendiagnosis keberadaan virus herpes genital di tubuh penderita.
Baca Juga: Gejala Demam Lassa, Penyakit Zoonosis yang Ditularkan Tikus Multimammate
* Bisa juga dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan antibodi.
HSV Belum ada Obatnya
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan infeksi virus HSV sampai saat ini.
Dalam pengobatan dokter akan meresepkan obat-obatan antivirus dengan dosis tertentu, dan frekuensi tertentu untuk meringkankan gejala infeksi dan penyembuhan luka.
Saat ini, dunia kedokteran masih terus berupaya melakukan pencegahan infeksi virus herpes genital salah satunya melalui pengembangan vaksin.
Baca Juga: Cara Cepat dan Tepat Mengobati Bisul Tanpa Ngeri dan Sakit
Nantinya, vaksin ini diharapkan dapat digunakan manusia dan bisa mengurangi risiko infeksi HSV.
Penting untuk diingat, bahwa herpes genital sangat menular.
Seseorang yang terjangkit HSV berisiko tinggi untuk terinfeksi HIV.
Oleh karena itu, upaya terbaik untuk terhindar dari penularan herpes genital yaitu dari diri sendiri, dengan melakukan hubungan seksual secara aman dan tidak berganti-ganti pasangan.(*)
Baca Juga: Mengenal Gejala Impetigo, Penyakit Kulit Akibat Infeksi Bakteri Sering Terjadi Pada Anak
Source | : | PERDOSKI - Herpes Kelamin,Klinik Pandawa - Herpes Genital |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar