1. Pemberian antibiotik
Antibiotik, seperti penisilin atau eritromisin, akan membantu membunuh bakteri dalam tubuh, membersihkan infeksi.
Antibiotik memotong waktu seseorang dengan difteri menular.
2. Penggunaan antitoksin
Jika dokter mencurigai difteri, ia akan meminta obat yang menangkal racun difteri dalam tubuh yang disebut antitoksin, obat ini disuntikkan ke pembuluh darah atau otot.
Sebelum memberikan antitoksin, dokter mungkin melakukan tes alergi kulit.
Ini dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang terinfeksi difteri tidak memiliki alergi terhadap antitoksin.
Jika pasien memiliki alergi, dokter kemungkinan akan merekomendasikan agar mereka tidak menggunakan antitoksin.
Itulah dua pengobatan difteri yang biasa diberikan oleh dokter.
Perlu diingat bahwa anak-anak dan orang dewasa yang menderita difteri seringkali perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan.
Mereka mungkin diisolasi di unit perawatan intensif karena difteri dapat menyebar dengan mudah kepada siapa saja yang tidak diimunisasi terhadap penyakit tersebut.
Baca Juga: 5 Penyakit Infeksi Menular Langganan Orang Indonesia, Semuanya Berisiko Tinggi
Source | : | Mayoclinic.org,Clevelandclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar