Jika tanda-tanda preeklamsia tersebut muncul, maka ibu hamil harus segera memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan yang biasa dikunjungi untuk melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah preeklamsia memburuk dan menyebabkan ibu hamil mengalami kejang.
Selain kejang, dokter Astrid Fransisca Padang juga menjelaskan bahwa terdapat risiko lain yang bisa dihadapi oleh ibu hamil yang mengalami preeklamsia, yakni sesak napas atau udema paru.
“Karena paru-parunya terisi dengan penumpukan cairan, disertai dengan kerusakan fungsi hati dan penurunan fungsi pembekuan darah. Itu yang bisa terjadi pada si ibu, pada saat preeklamsia.,” jelas dokter Astrid.
Kejang yang dialami oleh ibu hamil yang mengalami preeklamsia bisa menyebabkan kerusakan otak hingga kematian.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar