GridHEALTH.id - Vaksin BCG dapat melindungi terhadap infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb) penyebab penyakit tuberkulosis, yang juga dikenal sebagai TBC.
TBC adalah infeksi serius yang mempengaruhi paru-paru dan kadang-kadang bagian lain dari tubuh, seperti otak (meningitis), tulang, sendi dan ginjal.
Vaksin BCG yang merupakan singkatan dari vaksin Bacillus Calmette-Guérin hanya boleh diberikan sekali seumur hidup.
Pemberian vaksin BCG merupakan bagian dari program imunisasi WHO sejak 1960-an.
Vaksin BCG terbuat dari kuman Mycobacterium tuberculosis yang dilemahkan.
WHO merekomendasikan pemberian vaksin BCG sejak dini lebih tepatnya saat bayi.
Menurut panduan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), vaksin BCG diberikan mulai usia satu bulan. Penyuntikannya biasanya dibarengi dengan imunisasi polio 1.
Baca Juga: Inilah Standar Pengobatan TBC yang Harus Dipatuhi Pasien Supaya Cepat Sembuh
Penyuntikan BCG, dilansir dari laman idai.co.id (4/8/2016), dilakukan di lengan atas sebelah kanan.
Setelah penyuntikan vaksin BCG, umumnya terjadi bisul atau luka bernanah di tempat penyuntikan vaksin.
Hal ini dikarenakan vaksin BCG mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah, dimana tubuh melakukan respons imun dan terbentuk bisul.
Awalnya bekas suntikan akan mengalami kemerahan yang diikuti bisul berisi nanah yang kemudian akan mengering dan menimbulkan jaringan parut.
Jika anak belum pernah terpapar oleh kuman TBC, maka reaksi bisul BCG terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 12 minggu (paling sering antara 4 sampai 6 minggu).
Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu, kemungkinan besar bayi atau anak tersebut telah terpapar kuman TBC sebelumnya sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan.
Reaksi pasca suntik vaksin BCG ini disebut reaksi cepat BCG (accelerated BCG reaction).
Secara alamiah, bisul akan menyembuh dan meninggalkan bekas berupa jaringan parut yang datar berdiameter 2 – 6 mm.
Jaringan parut tersebut biasanya terbentuk dalam waktu 3 bulan.
Namun jika tidak terbentuk bisul, bukan berarti vaksin BCG gagal atau tidak terbentuk proteksi sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan, walaupun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk.
Ingat, vaksin BCG hanya diberikan satu kali seumur hidup, menurut WHO.(*)
Baca Juga: Jangan Sampai Pasien TBC Tidak Taat Minum Obat, Akibatnya Bisa Bikin Menyesal
Source | : | Nhs.uk,Idai.or.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar