Supaya tidak membahayakan, swab hidung harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional.
“Swab adalah tindakan yang harus dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang terlatih. Itu adalah tindakan invasive karena memasukkan sesuatu ke rongga hidung,” ujarnya.
Seorang yang mengambil sampel swab hidung juga harus mengenakan alat perlindungan diri (APD).
Hal itu dilakukan untuk mencegah, jika pasien yang diambil swabnya ternyata positif Covid-19.
Ari menjelaskan jika swab hidung dilakukan oleh seorang yang tidak terlatih dan tidak benar, maka risiko trauma ataupun luka bisa saja timbul.
Terlebih jika ternyata pasien memiliki masalah tumor ataupun luka, yang bisa memicu terjadinya pendarahan.
“Jangan dianggap simple sehingga bisa menimbulkan dampak pada pengerjaan. Karena ini prosedur yang harus dilakukan tenaga terlatih,” ujarnya.
Ari dalam unggahan Instagramnya, @dokterari, juga menyampaikan mengenai pandangannya terhadap swab antigen mandiri.
"Masyarakat harus diingatkan risiko atas tindakan melakukan swab antigen secara mandiri atau sesama teman yang bukan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih," tulisnya.
Sementara itu dijelaskan dalam laman Mayo Clinic (3/8/2021), bahwa swab hidung merupakan tes diagnostik Covid-19 yang dilakukan untuk mengetahui seseorang positif terinfeksi virus atau tidak.
Adapun dua jenis swab hidung yang kini disetujui Kemenkes untuk mendiagnostik Covid-19 diantaranya:
Baca Juga: Mau Coba Swab Antigen Sendiri di Rumah? Ketahui Bahayanya dan Tanggung Sendiri Akibatnya
Source | : | Kompas.com,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar