GridHEALTH.id - Ingin melahirkan normal, padahal sebelumnya melahirkan dengan cara sesar? Bisa tidak ya?
Sebelum membahasnya lebih lanjut, perlu ibu ketahui, metode persalinan sebenarnya bukan sebuah pilihan.
Baca Juga: 14 Persen Pasien Covid-19 Sembuh Mengembangkan Masalah Kesehatan Baru
Persalinan normal alias pervaginam adalah metode persalinan yang paling direkomendasikan, selama ibu tidak ada indikais medis yang mengharuskan lahir sesar.
Nah, jadi persalinan sesar itu adalah metode persalinan yang harus didasari indikasi medis tertentu.
Vaginal Birth After Caesarean (VBAC)
Jika pada persalinan sebelumnya ibu melahirkan dengan metode sesar, karena suatu hal, misal bayi sungsang, dan pada kehamilan kali ini posisi bayi di dalam rahim normal dan baik, lalu ibu ingin melahirkan normal, ibu bisa saja menjalankannya.
Baca Juga: Pembalajaran Tatap Muka Terpaksa Dihentikan, Wali Murid Malah Takut Anaknya Kembali Sekolah Online
Di medis hal tersebut dieknal dengan Vaginal Birth After Caesarean (VBAC), alias melahirkan normal setelah sesar.
Menurut penelitian metaanalisis yang dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun (1989—1999) di Amerika Serikat, secara umum 60—80% dari ibu yang merencanakan melahirkan normal setelah sesar (VBAC) bisa melewati proses ini dengan baik.
Meski sisanya sebanyak 20—40% memerlukan tindakan (operasi sesar).
Jadi tidak perlu ada yang dicemaskan. Toh, banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan melahirkan normal setelah sesar VBAC.
Pada dasarnya, jika semua syarat dan ketentuan yang berlaku sudah dipenuhi, sejatinya melahirkan normal setelah sesar VBAC dapat berjalan lancar.
Baca Juga: Penyebab Kaki Bengkak Pada Penyandang Diabetes dan Cara Mengatasinya
Jikapun terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, peningkatan kadar leukosit, serta sisa cairan ketuban keruh/berbau busuk, maka melahirkan normal setelah sesar VBAC tetap dapat dilakukan asalkan diberikan antibiotik yang adekuat, disertai pemberian infus oksitosin dan monitoring kontinu untuk melahirkan bayi segera.
Operasi sesar hanya dilakukan bila terdapat indikasi lain yang tidak memungkinkan bayi lahir secara normal, seperti asfiksia dan gawat janin.
Syarat VBAC dan Keuntungan Persalinan Normal
Melahirkan normal setelah sesar sebaiknya dilaksanakan pada kehamilan cukup bulan (37—42 minggu).
Baca Juga: Kim Seon Ho Minta Maaf Usai Kasus Aborsi, Ini Risiko Menggugurkan Kandungan
Apabila terjadi persalinan prematur (< 37 minggu), maka melahirkan normal setelah sesar tetap dapat dilakukan dengan syarat tidak terdapat kontraindikasi untuk pelaksanaannya.
Penting juga diketahui, salah satu kelebihan melahirkan normal, masa penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.
Rata-rata dua jam setelah proses melahirkan, ibu sudah bisa turun dari tempat tidur, jalan sendiri ke kamar mandi.
Bandingkan dengan operasi sesar yang proses penyembuhannya lebih lama, yaitu lebih dari 24 jam masih berada di tempat tidur.
Baca Juga: Penyebab Munculnya Jerawat di Vagina dan Cara Mengatasi juga Mencegahnya
Dengan masa penyembuhan yang lebih cepat, otomatis ibu pun tidak akan lama berada di RS, rata-rata dua hari sudah boleh pulang.
Sementara bila operasi sesar, umumnya setelah 3—5 hari baru boleh meninggalkan Rumah Sakit.
Keuntungan lain melahirkan normal, komplikasi jauh lebih rendah, seperti: rendah-nya kejadian demam setelah melahirkan, infeksi luka ataupun infeksi rahim yang jauh lebih minimal, kejadian tromboemboli (penyumbatan pembuluh darah) juga lebih rendah, begitu pun kebutuhan akan transfusi darah lebih minimal.
Pada bayi yang baru dilahirkan pun, kejadian masalah pernapasan, seperti sesak, jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui operasi sesar.(*)
Baca Juga: Asam Urat Tinggi, Coba Atasi Dengan Minum Air Rebusan Suruhan
Source | : | Buku nakita - Solusi Kehamilan dan Persalinan |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar