Dia mengatakan, seorang pasien pada 18 November datang ke kliniknya dan mengeluhkan dirinya sangat lelah selama dua hari, dengan nyeri di sekujur tubuh dan sakit kepala.
“Gejala pada tahap itu sangat terkait dengan infeksi virus normal. Dan karena kami belum melihat Covid-19 selama delapan hingga 10 mingg terakhir, kami memutuskan untuk melakukan tes,” kata Angelique Coetzee, dikutip dari Reuters, Senin (29/11/2021).
Setelah pasien menjalani tes, hasilnya menunjukkan kalau pasien tersebut dan keluarganya positif Covid-19. Pada hari yang sama, Angelique didatangi sejumlah pasien dengan gejala yang serupa.
“Sebagian dari mereka menunjukkan gejala yang sangat ringan dan sejauh ini tidak ada yang menerima pasien untuk dioperasi. Kami telah dapat merawat pasien ini secara konservatif di rumah,” jelasnya.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Melanda Dunia, Tetapi Penyakit Menular Paling Mematikan Ternyata TBC
Coetzee yang juga merupakan bagian dari Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin mengatakan, sejauh ini pasien Covid-19 varian Omicron tidak melaporkan kehilangan penciuman atau rasa dan tidak mengalami penurunan besar dalam kadar oksigen.
Dia juga menyebutkan, rata-rata pasien yang ditangani usianya masih muda, yakni di bawah 40 tahun. Kebanyakan dari mereka juga adalah orang-orang yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Kasus positif Covid-19 varian Omicron, pertama kali terdeteksi di Bostwana dan seorang pria asal Hong Kong yang baru pulang dari Afrika Selatan pun, dikonfirmasi terpapar varian tersebut.
Baca Juga: Ilmuwan Khawatirkan Varian Baru Covid-19, Ditemukan Pertama Kali di Bostwana
Source | : | Reuters,WHO |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar